Assalamualaikum pembaca, kali ini akan dijelaskan tentang arti kalimat ucapan Istirja, sesuai judul postingan ini, bagian selanjutnya akan diberikan arti Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, penulisan, cara mengucapkan, serta makna dalam mengucapkan kalimat Istirja’ ini.
Selamat membaca serta mohon koreksinya di kolom komentar.
Arti Innalillahi wa inna ilaihi raji’un
Secara harfiah, arti kalimat atau ucapan istirja’ adalah “Kita ini milik Allah, dan kepadaNya kita kembali”. Itulah arti Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Penulisan
Penulisan kalimat atau ucapan istirja’ ini adalah sebagai berikut.
Kalian dapat pula mengunduh gambar ucapan Innalillahi wa Inna Ilaihi raji’un ini dan mengirimkannya kepada sanak kerabat yang sedang berkabung.
Bacaan Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un
Cara membaca ucapan Istirja’ juga sangat mudah, dan ada bagusnya kalau anda membacanya ketika anda melihat terjadinya kematian ataupun musibah, mungkin kecelakaan ataupun lainnya.
Berikut cara membacanya
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi roojii’un.
Tulisan yang double hurufnya seperti pada Innaa artinya dipanjangkan penyebutannya 2 harakat. Ini penting anda ketahui karena panjang pendeknya suatu bacaan mempengaruhi artinya.
Nonton video dibawah ini bila anda masih pusing tentang cara pengucapan kalimat Istirja’ yang baik dan benar
Makna Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un
Dalam memahami kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un ini, kita harus memecahkannya menjadi dua bagian yaitu “Sungguh, kita ini milik Allah” atau Innalillahi dan “…. dan sungguh, kepadaNya kita kembali” atau wa inna ilaihi raji’un.
Bagian Pertama: Innalillahi
Ada empat makna yang dapat kita ambil dalam bagian pertama ucapan Istirja ini. Berikut makna makna tersebut:
Makna Pertama
Pengakuan Diri ini milik Allah membawa kesadaran bahwa suka tidak suka, Allah berhak sepenuhnya untuk memerintah kita dan melarang kita.
Ketika kita mengucapkan kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, artinya, pada bagian pertama yaitu “Sungguh, kita milik Allah”, anda menghayati makna bahwa dirimu adalah bagian dari Allah Swt. Kepemilikan yang mutlak.
Semakin mengucapkan semakin membuat kita semua sadar bahwa mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya adalah sudah sebuah keharusan dan kewajaran.
Makna Kedua
Makna kedua dari mengucapkan Innalillahi adalah kesadaran dalam meninggalkan semua yang dilarangNya.
Makna ini hampir hampir mirip dengan makna pertama. Perbedaannya adalah pesan untuk Istiqomah. Tetap tabah dan bertahan di posisi yang lurus.
Hal ini akan sering anda temui ketika pergi menuntut ilmu, ataupun mempunyai jabatan dan bahkan harta yang banyak. Tabah dan kukuh menjaga diri dari hal hal yang telah kita usahakan tidak lakukan selama ini.
Hal tersebut harus anda ketahui karena semakin beriman kita, akan semakin keras godaan tersebut.
Mengucapkan kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un semoga dapat menjadi pengingat buat kita semua untuk tetap istiqomah dijalan kebaikan dan keselamatan Islam rahmatan lil alamin.
Makna Ketiga
Makna selanjutnya adalah mengucapkan Innalillahi membangkitkan kesadaran dalam mengerjakan perintah Allah Swt
Dalam ajaran agama kita, telah jelas bahwa ada kewajiban kewajiban yang harus kita lakukan. Ada juga sunnah yang boleh dan sebaiknya kita kerjakan. Mengucapkan kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un sudah seharusnya memberikan kita penyadaran bahwa kita harus kuat dalam mengerjakan yang wajib dan semangat mengerjakan sunnah.
Makna ini sehubungan dengan meningkatkan rasa takut kita kepada Allah Swt. Kita ketahui bahwa hanya satu yang boleh kita takuti dalam kehidupan ini yaitu Kemarahan atau kemurkaan Allah Swt. Semoga kita semua tetap dalam lindungan kasih sayang Allah Swt. Mari membaca Al-Fatihah.
Makna Keempat
Makna selanjutnya adalah kesadaran bahwa semua milik kita sesungguhnya hanyalah titipan dariNya.
Allah Maha Pemberi dan Maha Penyayang. Allah Yang Maha Besar memberikan kita rezeki, kebaikan dan titipan dan bahkan cobaan bagi kita sebagai titipan.
Segala harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah Swt. Menggunakan harta dan segala nikmat yang diberikan olehNya memang sudah sewajarnya berada dijalan yang tidak dibenci oleh-Nya. Dan sebaiknya di jalan yang dianjurkan oleh Rasulullah.
Mengucapkan kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un seharusnya sudah menjadi penyadaran bagi kita tentang keluarga kita. Baik itu anak, istri, ayah dan ibu, kakek dan nenek adalah milik-Nya. Sama halnya dengan diri pribadi yang merupakan milik-Nya.
Bagian kedua: “Wa Inna Ilaihi Raji’un”
Mari melihat makna bagian kedua ucapan Istirja ini mulai dari artinya yaitu “.. dan sungguh, kepada-Nya lah kita kembali”.
Artinya telah jelas memberikan kita pesan bahwa bahwa karena ini semua, semua nikmat dan cobaan yang ada, adalah milikNya dan pastinya akan kembali kepemilikNya.
Makna lebih lanjut adalah memberikan kita pesan keras bahwa, bersiaplah untuk mempertanggungjawabkan segala penggunaan milikNya. Baik itu tubuh dan nyawa kita, waktu yang ada, kekayaan, keluarga dan seterusnya. Bahkan jabatan dan lingkungan yang ada pun dipertanyakan.
Momen tersebut di hari akhir disebut Hisab. Hisab bukanlah sebuah momen untuk sang Pencipta yang Maha Mengetahui dan Maha Menentukan Segalanya, melainkan untuk kita, makhluk ciptaanya.
Dengan adanya hisab, memberikan kita semangat dan ketakutan yang baik akan adanya laporan pertanggung jawaban yang harus kita bawakan.
Rasulullah sudah mengingatkan kita bahwa (saya ambil maksud yah, bukan konteksnya) pahala bukanlah syarat utama untuk masuk kedalam Surganya, melainkan rahmat Allah Swt.
Dengan perbanyak mengucapkan kalimat Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, sudah sepantasnya membuat kita semua menyerap semua makna yang tertulis diatas secara utuh. Memberikan kita spirit yang lebih. Memberikan kita X Factor yang memberikan roh yang ada dalam tubuh kita kekuatan lebih untuk mengabdi kepada-Nya.
Akhir kata, mari kita sama sama merenung kembali, muhasabah diri, mempertanyakan pada diri kita: Apakah kita sudah menyerap makna Ucapan Innalillahi wa inna ilaihi raji’un”
Atau kita hanya mengucapkan dalam rangka Kewajiban sesama muslim untuk mengucapkannya ketika ada yang meninggal atau terkena musibah
Wallahu a’lam. Semoga artikel singkat ini bermanfaat. Mohon dikoreksi ketika ada salah. Jangan dipuji ketika ada yang benar, itu hanyalah titipan-Nya.