Beranda Biologi Pengertian Jamur Adalah Klasifikasi Cara Hidup Reproduksi Contoh

Pengertian Jamur Adalah Klasifikasi Cara Hidup Reproduksi Contoh

0
Belajar tentang jamur, klasifikasi jamur, Ascomycota, Zygomycota, Basidiomycota, Deuteromycota, Reproduksi, Cara hidup dan Contoh Jamur
Belajar tentang jamur, klasifikasi jamur, Ascomycota, Zygomycota, Basidiomycota, Deuteromycota, Reproduksi, Cara hidup dan Contoh Jamur
- Advertisiment -

Assalamualaikum kali ini kita akan belajar tentang jamur atau kingdom Fungi. Kalian pernah dengar kata jamur kan.

Jamur adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kita. Ada anggotanya yang dapat menjadi makanan bagi kita dan ada pula yang dapat merugikan bagi manusia. Ada pula jamur yang memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar kita.

Ketika sesuatu itu dikatakan jamur, sesuatu tersebut dapat merupakan kapang (mold), khamir (yeast) atau ragi dan atau cendawan (mushroom).

Kapang atau mold adalah istilah yang kita gunakan pada jamur yang sedang berada pada fase reproduksi vegetatif.

Selanjutnya, istilah khamir atau yeast atau ragi sendiri digunakan pada jenis jenis jamur yang uniseluler. Contohnya ragi Saccharomyces cerevisiae yang banyak digunakan sebagai pengembang adonan.

- Advertisiment -

Selanjutnya untuk cendawan atau mushroom adalah istilah untuk jamur yang multiseluler yang dikatakan membentuk tubuh lonceng atau fruiting body atau tubuh buah. Jamur yang sering kita konsumsi disebut cendawan, contohnya jamur merang Volvariella volvacea.

Nah kata Fungi sendiri adalah istilah ilmiah untuk jamur. Jadi dimanapun kita berada tidak ada akan ada mispersepsi akibat perbedaan bahasa, Fungi di Indonesia artinya jamur.

Ilmu yang mempelajari tentang Jamur disebut Mikologi yang merupakan turunan dari bahasa Yunani yaitu mykes artinya jamur dan logos yang artinya ilmu.

Dalam artikel kali ini kita akan belajar banyak tentang

  1. apa itu jamur,
  2. pengertian jamur dan batasan batasannya,
  3. serta bagaimana ciri ciri jamur
  4. Ukuran bentuk Struktur dan warna jamur,
  5. Cara hidup dan habitat jamur
  6. Reproduksi Jamur
  7. Klasifikasi Jamur
  8. Simbiosis Jamur dengan organisme lain

Mari kita mulai pembelajaran kali ini.

Belajar tentang jamur, klasifikasi jamur, Ascomycota, Zygomycota, Basidiomycota, Deuteromycota, Reproduksi, Cara hidup dan Contoh Jamur

Pengertian Jamur

Pengertian Jamur adalah organisme eukariotik penghasil spora yang dinding selnya tersusun atas senyawa kitin dan tak mampu berfotosintesis.

Berdasarkan pengertian jamur atau fungi diatas, semua organisme tumbuhan dan alga (ganggang / protista mirip tumbuhan) tidak akan masuk ke dalam kelompok Fungi atau Jamur.

Serangga sendiri juga mempunyai kerangka luar yang mengandung zat kitin atau polisakarida yang mengandung nitrogen. Tapi, serangga tidak menghasilkan spora sehingga dapat terbatas dengan pengertian diatas.

Selanjutnya kita pindah ke bagian ciri ciri jamur.

Ciri-Ciri Tubuh Jamur

Dalam menelaah dan memahami ciri ciri jamur kita menitik beratkan pada dua poin utama yaitu:

  1. Ukuran bentuk dan warna tubuh jamur
  2. Struktur Tubuh Jamur

Kita mulai pada bagian pertama

A. Ukuran Bentuk dan Warna Tubuh Jamur

Pada introduksi diatas (bagian paling awal) saya sebutkan bahwa jamur ada yang uniseluler (kapang) dan ada juga yang multiseluler (cendawan).

Hal tersebut mengimplikasikan adanya jamur yang mikroskopis dan ada pula jamur yang makroskopis.

Jamur makroskopis tentu saja adalah jamur cendawan yang mampu membentuk tubuh buah. Jamur mikroskopis umumnya adalah jamur jamur uniseluler .

Walaupun jamur mikroskopis terkesan kecil, dalam jumlah banyak, jamur mikroskopis tersebut biasanya terlihat jelas, walaupun mirip seperti bercak. Contohnya Panu. Ya jelas, struktur tubuh jamur mikroskopis tidak akan terlihat dengan jelas tanpa adanya bantuan mikroskop.

Contoh jamur makroskopis adalah Jamur merang Volvariella volvacea, jamur tempe Rhizopus oryzae, jamur kuping Auricularia polytricha.

Contoh jamur mikroskopis adalah Saccharomyces sp., _Rhodotorula, dan Candida sp.

Bentuk tubuh jamur beragam dan sangat bervariasi. Bentuknya dapat berupa oval, bulat, pipih, bercak bercak, embun tepung (mildew), untaian benang seperti kapas, kanjing baju, payung, dan dapat juga berbentuk menyerupai mangkok.

Jamur berbentuk oval terdapat pada jamur bersel satu, misalnya Saccharomyce cerevisiae. Jamur berbentuk untaian benang seperti kapas misalnya jamur tempe Rhizopus oryzae . Jamur berbentuk seperti payung, misalnya jamur merang Volvariella volvacea Jamur berbentuk seperti mangkok, misalnya Sarcoscypha coccinea_.

Jamur berbentuk bulat, contohnya puffball Lycoperdon gemmatum. Jamur berbentuk pipih, contohnya jamur kuping Auricularia polytricha.

Jamur berbentuk bercak-bercak, misalnya jamur penyebab panu. Jamur yang berbentuk embun tepung mildew, misalnya kapang roc Mucor sp.

Jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak ada yang berwarna hijau. Lichen (lumut kerak) berwarna hijau karena jamur hidup bersimbiosis dengan ganggang hijau.

B. Struktur Tubuh Jamur

Kita masuk kebagian struktur tubuh jamur. Kita ketahui sebelumnya dari pengertian Jamur diatas bahwa jamur adalah makhluk eukariota yang dinding selnya mengandung kitin.

Kitin sendiri adalah senyawa polisakarida yang mengandung nitrogen. Dengan begitu, dinding sel jamur dapat bersifat kuat, tetap dan fleksibel.

Zat kitin yang ada pada dinding sel jamur mempunyai kemiripan dengan zat kitin pada kerangka luar (eksoskeleton) Arthropoda.

Fungi atau jamur tidak mempunyai kloroplas, oleh karena itu jamur tidak mengandung klorofil dan disebut sebagai organisme heterotrof. Uniknya walaupun bersifat heterotrof, jamur tidak mencerna makanannya di dalam tubuhnya.

Pada jamur makroskopis, tentunya merupakan multiseluler, tubuhnya tersusun atas sel sel yang memanjang seperti benang yang disebut Hifa. Hifa tersebut ada yang bercabang cabang saling berhubungan satu sama lain dan disebut Miselium. Jamur sendiri dapat membentuk tubuh akibat adanya jalinan jalinan miselium yang menyatu.

Hifa

Pengertian Hifa adalah struktur yang tersusun atas satu sel atau lebih yang bungkus oleh dinding berbentuk pipa.

Pada beberapa jenis jamur, hifa memiliki sekat-sekat antarsel yang disebut septa. Septa memiliki celah atau pori yang cukup besar sehingga organel sel dapat mengalir dari suatu sel ke sel lainnya.

Sel jamur mengandung organel eukariotik, antara lain mitokondria, ribosom, dan inti sel (nukleus). Pada beberapa jenis jamur lainnya, hifa tidak memiliki sekat sehingga disebut asepta.

Oleh karena tidak memiliki sekat, hifa jamur asepta merupakan massa sitoplasma yang panjang dan mengandung ratusan hingga ribuan nukleus; disebut hifa senositik.

Jumlah inti sel yang banyak merupakan hasil pembelahan inti sel yang berulang- ulang tanpa disertai pembelahan sitoplasma.

Hifa yang bercabang-cabang membentuk miselium memungkinkan terjadinya perluasan permukaan bidang absorpsi (penyerapan) sehingga sangat cocok sebagai alat penyerap nutrisi.

Diperkirakan, 10 cm3 tanah organik yang subur dapat ditumbuhi hifa jamur berdiameter 10 pm sepanjang 1 km. Jamur yang hidup parasit pada organisme lain memiliki hifa yang termodifikasi menjadi haustorium. 

Haustorium adalah ujung hifa yang menembus jaringan inang dan berfungsi untuk menyerap sari makanan.

Hifa pada sebagian miselium ada yang berdiferensiasi dan termodifikasi membentuk alai reproduksi untuk menghasilkan spora.

Miselium yang menghasilkan spora disebut miselium generatif.

Cara Hidup dan Habitat Jamur

Setelah membahas tentang struktur dan bentuk jamur kita masuk kebagian cara hidup dan habitat jamur.

Cara Hidup Jamur

Kita ketahui bahwa jamur merupakan organisme heterotrof. Itu artinya jamur tidak dapat memproduksi makanannya sendiri. Jamur memperoleh makanannya dengan cara menyerap zat organik dari tempat hidupnya.

Dengan adanya Enzim enzim Hidrolitik , jamur dapat mengubah zat zat organik kompleks yang terdapat pada temapt hidupnya dengan menguraikannya secara ekstraseluler (diluar sel tubuh). Zat organik kompleks tersebut kemudian menjadi lebih sederhana.

Contohnya, jamur Rhizopus oryzae yang tumbuh pada kedelai menyebabkan kedelai menjadi lunak karena dicerna dengan menggunakan enzim yang dikeluarkan oleh jamur sehingga terbentuk tempe.

Zat organik yang diserap jamur digunakan untuk aktivitas hidupnya, sebagian lagi disimpan sebagai cadangan makanan dalam bentuk glikogen.

Cara jamur memperoleh nutrisi menjadi dasar pengelompokan jamur menjadi jamur saproba (pengurai jamur, parasit, dan jamur simbiosis mutualisme.

1. Jamur Saproba (Pengurai)

Berdasarkan cara jamur memperoleh makanan, salah satu pembagiannya adalah jamur saproba atau jamur pengurai.

Jamur saproba mendapatkan nutrisi dengan cara menguraikan organisme yang sudah mati atau bahan organik lainnya.

Jamur saproba dapat tumbuh pada tumpukan sampah organik yang basah, bahan makanan, batang pohon yang tumbang, tumpukan kertas basah, pakaian, sepatu dan tas kulit, dan lain-lain.

Jamur saproba mempunyai peranan sangat penting dalam ekosistem, yaitu sebagai pengurai (dekomposer) sisa-sisa organisme untuk mengembalikan unsur hara ke dalam tanah.

2. Jamur Parasit

Pembagian kedua dari cara jamur memperoleh makanannya adalah jamur parasit.

Jamur parasit menyerap nutrisi dari tubuh organisme lain yang ditumpangi (inang). Jamur parasit menyebabkan penyakit atau bersifat patogen bagi inang yang ditumpanginya.

Contohnya jamur penyebab panu yang tumbuh di kulit dan penyebab ketombe di kulit kepala. Pneumonia carini(khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS), dan jamur Arthrobotrys yang menjadi parasit cacing Nematoda.

3. Jamur Simbiosis Mutualisme

Kelompok ketiga dalam cara jamur memperoleh makanannya adalah jamur simbiosis mutualisme.

Jamur simbiosis mutualisme memperoleh makanannya dari organisme lain dengan memberikan balasan yang juga menguntungkan bagi organisme simbiosisnya. Contoh hal ini dapat kita temukan pada Lichen atau lumut kerak. Lichen bukanlah organisme yang tunggal, melainkan gabungan antara jamur dan ganggang hijau.

Habitat Jamur

Jamur memiliki habitat yang beraneka ragam sesuai cara -idupnya (saproba, parasit, atau simbiosis mutualisme). Jamur iDroba dapat tumbuh subur pada sisa-sisa organisme, baik mg berada di lingkungan darat, air tawar, maupun air laut.

Di mgkungan darat, jamur tumbuh di tempat yang basah atau lembap mingga jamur tumbuh subur pada musim hujan. Beberapa jenis imur dapat tumbuh pada lingkungan yang sangat asam atau manis.

Jamur parasit dapat hidup pada organisme dengan berbagai ondisi sel inang, misalnya pada jaringan kulit, organ dalam tubuh, lan berbagai jaringan tumbuhan. Sementara jamur yang hidup tcara simbiosis mutualisme (lichen) dapat hidup di lingkungan mg sangat ekstrem, misalnya di daerah kutub yang sangat dingin, 2i gurun yang sangat panas, pada batuan, atau menempel di ?ohon-pohon.

III. Reproduksi Jamur

Setelah membahas tentang cara jamur memperoleh makanannya, kita masuk kebagian cara jamur memperbanyak diri atau reproduksi jamur.

Kerajaaan Jamur diketahui mempunyai dua jenis reproduksi yaitu aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Jamur atau fungi pada umumnya hanya melakukan reproduksi generatif ketika terjadi keadaan darurat atau terjadi perubahan kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

Hal tersebut dilakukan karena ketika melakukan reproduksi secara generatif, anakan yang dihasilkan akan mengandung variasi genetik yang lebih tinggi. Dengan begitu, anakan jamur tersebut akan mempunyai ketahanan yang lebih adaptif terhadap perubahan kondisi lingkungan tersebut.

Mari kita bahas kedua jenis reproduksi jamur ini dengan lebih jelas dibawah.

A. Reproduksi Secara Vegetatif

Reproduksi secara vegetatif pada jamur bersel satu dilakukan dengan cara pembentukan tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru.

Sementara reproduksi secara vegetatif pada jamur multiseluler dilakukan dengan cara sebagai berikut.

  1. Reproduksi secara vegetatif pada jamur bersel satu. Potongan hifa yang terpisah akan tumbuh menjadi jamur baru.
  2. Pembentukan spora aseksual. Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau konidiospora.

Jamur jenis tertentu yang sudah dewasa menghasilkan sporangiofor (tangkai kotak spora). Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora).

Di dalam kotak spora terjadi pembelahan sel secara mitosis dan menghasilkan banyak sporangiospora dengan kromosom yang haploid (n).

Jamur jenis lainnya yang sudah dewasa dapat menghasilkan konidiofor (tangkai konidium). Pada ujung konidiofor terdapat konidium (kotak konidiospora).

Di dalam konidium terjadi pembelahan sel secara mitosis dan menghasilkan banyak konidiospora dengan kromosom yang haploid (n).

Baik sporangiospora maupun konidiospora, apabila jatuh di tempat yang cocok, akan tumbuh menjadi hifa baru yang haploid (n).

B. Reproduksi Secara Generatif

Selanjutnya setelah bahas reproduksi secara vegetatif, kita masuk ke bagian reproduksi secara generatif.

Ketika kita mengatakan generatif atau seksual artinya ada pertemuan antara dua jenis hifa yang berbeda. Biasanya dilambangkan sebagai hifa + dan hifa -.

Berikut skema reproduksi secara generatif jamur multiseluler Rhizopus sp.

  1. Kedua jenis hifa tersebut mempunyai kromosom haploid (n). Kedua hifa tersebut akan melebur dan membentuk gametangium. Gametangium inilah yang menjadi penghasil gamet pada tumbuhan tingkat rendah.
  2. Selanjutnya, Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma) membentuk zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nukleus haploid yang belum bersatu. Zigosporangium memiliki lapisan dinding sel yang tebal dan kasar untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering.
  3. Zigosporangium akan mengalami peleburan inti sehingga intinya selnya menjadi diploid (2n) ketika kondisi lingkungan sudah membaik.
  4. Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium.
  5. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek dengan kromosom haploid (n).
  6. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora- spora yang haploid (n). Spora-spora ini mempunyai keanekaragaman genetik.
  7. Spora spora haploid tersebut akan berkecambah (germinasi) ketika jatuh pada tempat tempat yang cocok. Selanjutnya akan tumbuh menjadi hifa jamur yang haploid. Hifa tersebut akan bertambah banyak dan akhirnya membentuk miselium (n).

Klasifikasi Jamur

Selanjutnya setelah panjang lebar kita belajar tentang hal hal yang umum pada jamur atau fungi, kita masuk bagian yang lebih spesifik yaitu klasifikasi jamur.

Jamur diketahui hingga saat ini mempunyai 1,5 juta spesies diseluruh dunia. Jamur yang dapat diidentifikasi dengan lengkap lebih dari 100.000 spesies.

Kingdom Fungi dibagi menjadi 4 divisi berdasarkan cara reproduksi secara generatif (seksual), yaitu

  1. Zygomycota (menghasilkan zigospora),
  2. Ascomycota (menghasilkan askospora),
  3. Basidiomycota menghasilkan basidiospora), dan
  4. Deuteromycota (belum diketahui cara reproduksi seksualnya).

Ketiga jenis kelompok diatas mulai dari 1 hingga 3 menghasilkan spora yaitu zigospora, askospora, dan basidiospora. Ketiga jenis spora tersebut merupakan spora tak berflagela.

Hal tersebut berbeda dengan jamur air dan jamur lendir pada Kingdom Protista yang menghasilkan spora aktif berfagela yang disebut zoospora.

Walaupun ada juga ahli taksonomi yang menempatkan Myxomycota dan Oomycota bukan dalam kingdom Protista melainkan pada kingdom Fungi yaitu pada divisi Chytridiomycota.

Alasan utama pengelompokan tersebut adalah karena adanya struktur molekul protein dengan urutan asam nukleat yang hampir sama dengan jamur. Dinding selnya pun dari zat kitin dan mengambil nutrisi dengan cara absorpsi.

Oleh karena itu, banyak ahli yang percaya bahwa Chytridiomycota merupakan jembatan antara protista dengan jamur.

A. Jamur Zygomycota

Kita masuk ke bagian pertama dari divisi Jamur yaitu Zygomycota.

Pengertian Jamur Zygomycota

Kita mulai dari mendefinisikan Zygomycota. Pengertian Zygomycota adalah jamur senositik yang reproduksi seksualnya dengan menghasilkan zigospora.

Dengan pengertian Zygomycota diatas, kita dapat pindah ke bagian ciri ciri Zygomycota.

Ciri-Ciri Jamur Zygomycota

Berdasarkan pengertian zygomycota diatas, kita dapat mengatakan bahwa Ciri utama Jamur Zygomycota adalah Menghasilkan Zigospora.

Selain itu, berikut ciri ciri jamur zygomycota:

  1. Menghasilkan zigospora
  2. Tubuh Zygomycota terdiri atas hifa tak bersekat (senositik) sehingga mengandung banyak intik sel (nukleus).
  3. Septa hanya muncul pada sel sedang bereproduksi.
  4. Tidak mempunyai tubuh buah.
  5. Beberapa hifa dapat berdiri tegak dan membentuk sporangiofora

Kelompok jamur Zygomycota memiliki ciri utama, yaitu menghasilkan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual. Tubuh Zygomycota terdiri atas hifa tak bersekat yang memiliki banyak inti sel.

Septa hanya terdapat pada sel untuk reproduksi. Dinding sel mengandung zat kitin. Zygomycota tidak memiliki tubuh buah. Beberapa hifa berdiri tegak dan membentuk sporangiofor.

Pada ujung sporangiofor terbentuk sporangium berbentuk bulat. Di dalam sporangium terdapat spora aseksual. Sporangium yang sudah tua berwarna kehitaman.

Zygomycota dapat membentuk alat reproduksi secara seksual berupa zigosporangium yang berdinding tebal sehingga tahan terhadap kondisi kering atau lingkungan yang buruk.

Zigosporangium secara metabolis tidak aktif sehingga tahan terhadap kondisi beku dan kering. Namun, setelah kondisi lingkungan membaik, zigosporangium yang mengandung zigospora akan berkecambah menghasilkan sporangium yang di dalamnya terdapat spora seksual.

Jamur Rhizopus sp. memiliki rizoid yang berfungsi menyerap nutrisi dan hifa horizontal yang disebut stolon. Sporangium Sporangiofor

Cara Hidup Jamur Zygomycota

Setelah membahas tentang Ciri ciri Zygomycota, kita masuk pada bagian cara hidup Zygomycota.

Umumnya, mayoritas Zygomycota cara hidupnya sebagai saproba. Yang artinya, Zygomycota ini makanannya adalah sisa sisa organisme yang telah mati ataupun telah membusuk, dan atau dari makanan seperti tempe, roti dan juga nasi.

Ada juga anggota Zygomycota yang membentuk mikoriza yaitu hidup bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan.

Dengan cara ini, akar tumbuhan inang mendapatkan peningkatan pada penyerapan air dan mineral di dalam tanah dan jamur mendapatkan nutrisi zat organik dari tumbuhan inang. Win Win Solution.

Ada pula anggota Zygomycota yang cara hidupnya sebagai parasit pada organisme lain yang menyebabkan penyakit. Contohnya Jamur yang membuat tanaman ubi-ubian menjadi busuk.

Daur Hidup Jamur Zygomycota

Setelah membahas cara hidup Zygomycota, kita pindah ke bagian daur hidup Zygomycota.

Diketahui ada dua macam cara reproduksi Zygomycota. Pertama adalah cara reproduksi seksual yang terjadi ketika lingkungan baik dan mendukung. Kedua dengan reproduksi seksual yang terjadi ketika kondisi lingkungan tidak menguntungkan contohnya dalam keadaan kekeringan.

Reproduksi aseksual Jamur Zygomycota

Zygomycota bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi hifa dan pembentukan spora aseksual (sporangiospora).

Hifa dewasa yang terputus dan terpisah dapat tumbuh menjadi hifa jamur baru. Pada bagian hifa tertentu yang sudah dewasa, terbentuk sporangiofor.

Pada ujung sporangiofor terdapat sporangium (kotak spora) yang di dalamnya terjadi pembelahan sel secara mitosis yang menghasilkan sporangiospora berkromosom haploid (n).

Reproduksi seksual Jamur Zygomycota

Reproduksi seksual Zygomycota dengan cara pembentukan spora seksual (zigospora) melalui peleburan antara hifa yang berbeda jenis.

Contoh Jamur Zygomycota

Semua anggota divisi Jamur Zygomycota sering disebut sebagai fungi zigot. Hal ini tentu berdasarkan reproduksi seksualnya yang membentuk spora seksual atau zigospora.

Hingga saat ini diketahui sudah lebih dari 600 anggota Zygomycota. Contoh spesies Zygomycota adalah Rhizopus sp., Mucor sp., Pilolobus.

B. Jamur Ascomycota

Setelah itu kita pindah ke divisi kedua dari Jamur atau Fungi yaitu Ascomycota. Divisi Ascomycota sama halnya dengan Zygomycota juga dinamai berdasarkan jenis spora yang dihasilkan dalam reproduksi seksualnya.

Pengertian Jamur Ascomycota

Pengertian Jamur Ascomycota adalah jamur yang menghasilkan askospora dalam reproduksi seksualnya.

Askospora sendiri adalah spora yang berbentuk seperti kantong.

Ciri-Ciri Ascomycota

Ciri ciri Ascomycota yang dapat mempermudah kita mengenali dan membedakannya dengan Divisi jamur yang lainnya adalah:

  1. Menghasilkan askospora sebagai hasil reproduksi seksualnya
  2. Ada yang uniseluler dan adapula yang multiseluler
  3. Jamur multiseluler ada yang bersekat
  4. Dapat membentuk miselium yang kompak dan membentuk struktur seperti bola dan juga mangkuk sehingga membentuk struktur askokarp.
  5. Pada askokarp, terdapat askus yang di dalamnya ada banyak askospora.

Cara Hidup Jamur Ascomycota

Setelah kita mengetahui tentang pengertian Ascomycota dan juga ciri ciri Ascomycota, kita pindah ke bagian cara hidup Ascomycota.

Cara hidup jamur Ascomycota hampir sama dengan jamur Zygomycota. Ada yang sebagai saproba terhadap sisa sisa organisme yang telah mati, ada pula yang saproba pada makanan. Dan ada pula yang menjadi jamur parasit.

Jamur Ascomycota sering digunakan dalam pembuatan tapai yang menggunakan singkong. Sering juga digunakan dalam pembuatan minuman anggur merah atau wine.

Selain sebagai parasit ada pula jamur Ascomycota yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan tumbuhan membentuk mikoriza.

Contohnya Jamur morel Morchella esculenta yang bersimbiosis pada permukaan sel mesofil daun. Jamur tersebut mengeluarkan racun yang dapat menjauhkan serangga. Jamur mendapatkan nutrisi dari tumbuhan tersebut.

Sekitar 30.000 spesies atau separuh dari 
jumlah spesies Ascomycota yang ada ditemukan hidup bersimbios dengan ganggang membentuk lichen (lumut kerak).

Daur Hidup Jamur Ascomycota

Setelah belajar tentang cara hidup Jamur Ascomycota, kita pindah pada bagian daur hidup Ascomycota.

Ada dua cara reproduksi Ascomycota yaitu reproduksi secara seksual (generatif) dan juga reproduksi secara aseksual atau vegetatif.

Reproduksi aseksual Jamur Ascomycota

Cara reproduksi aseksual Jamur Ascomycota uniseluler diketahui dengan cara pembelahan sel serta bisa juga dengan pelepasan tunas dari sel induk.

Sel jamur yang baru akan terbentuk ketika terdapat tunas yang terlepas. Akan tetapi ketika tidak terjadi pelepasan, sel tunas “akar” jamur Ascomycota tersebut akan membentuk rantai pseudohifa atau hifa semu.

Cara reproduksi Jamur Ascomycota Multiseluler ada dua cara yaitu pertama dengan cara fragmentasi hifa, dan kedua dengan cara pembentukan spora aseksual konidiospora.

Hifa dewasa yang terputus akar tumbuh menjadi hifa jamur baru. Hifa haploid (n) yang sudah dewasa akan menghasilkan konidiofor (tangkai konidia).

Pada ujung konidiofor akan terbentuk spora yang diterbangkan angin yang disebut konidia. Konidia memiliki jumlah kromosom yang haploid (n).

Konidia pada jamur Ascomycota berwarna-warni, antara lain berwarna oranye, hitam (black), biru (blue), atau kecokelatan (brownish).

Apabila kondisi lingkungan menguntungkan, maka konidia akar berkecambah menjadi hifa yang haploid. Hifa akar, bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid (n).

Reproduksi seksual Jamur Ascomycota

Cara reproduksi seksual Jamur Ascomycota uniseluler dengan cara konjugasi. Cara tersebut dengan melakukan penyatuan dua sel haploid (n) yang berbeda jenis. Hasil penyatuan tersebut tentu saja akan menghasilkan zigot yang diploid (2n).

Zigot kemudian akan tumbuh membesar membentuk askus yang diploid. Selanjutnya inti sel (nukleus) diploid yang ada dalam askus akan membelah secara meiosis sehingga dihasilkan 4 inti yang haploid.

Uniknya, akan terbentuk dinding sel dalam keempat inti tersebut. Keempat struktur tersebutlah yang kemudian disebut askospora yang haploid. Ketika askus telah mencapai kematangan (telah masak), askus akan pecah dan mengeluarkan askospora.

Askospora selanjutnya akan tumbuh menjadi sel jamur yang baru. Tentu saja sel jamur ini adalah jamur haploid. Jadi tubuh sel jamur Ascomycota adalah haploid yah, bukan diploid seperti manusia.

Selanjutnya Cara reproduksi Jamur Ascomycota multiseluler adalah dengan cara pembentukan askogonium dan anteridium. Berikut proses reproduksi seksual jamur Ascomycota multiseluler.

1) Hifa (+) dan hifa (-) yang masing-masing berkromosom haploid berdekatan. Hifa (+) membentuk askogonium (alat reproduksi betina), sedangkan hifa (-) membentuk anteridium (alat reproduksi jantan).

2) Askogonium membentuk saluran menuju anteridium disebut trikogin. Melalui trikogin terjadi proses plasmogami (peleburan sitoplasma). Askogonium akan menerima nukleus haploid dari anteridium sehingga askogonium memiliki kumpulan inti dari keduanya (dikariotik).

3) Askogonium tumbuh menjadi hifa dikariotik yang bercabang-cabang dan tergabung dalam askokarp (tubuh buah).

4) Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dikariotik.

5) Di dalam askus terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga terbentuk inti yang diploid (2n)

6) Inti diploid di dalam askus membelah secara meiosis menghasilkan 4 nukleus yang haploid (n).

7) Masing-masing nukleus haploid membelah secara mitosis sehingga di dalam askus terdapat 8 nukleus. Selanjutnya, di sekitar nukleus terbentuk dinding sel dan terbentuk askospora yang haploid (n).

8) Bila askus telah masak, maka askospora akan tersebar secara serentak. Hal ini terjadi karena jika satu askus pecah berakibat pada pecahnya askus lain.

9) Askospora yang jatuh di tempat yang cocok akan berkecambah menjadi hifa baru yang haploid (n). Hifa haploid akan tumbuh bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid (n).

Contoh Jamur Ascomycota

Hingga saat ini diketahui ada lebih dari 60.000 jumlah spesies Ascomycota yang berhasil diidentifikasi. Kurang lebih 30.000 jenis jamur Ascomycota diketahui bersimbiosis dengan ganggang membentuk lichen atau lumut kerak.

Berikut beberapa contoh spesies jamur Ascomycota dan fungsi serta manfaatnya dalam kehidupan.

Aspergillus flavus pada umumnya hidup saproba pad: makanan dan biji-bijian. Koloni Aspergillus flavus menghasilkan spora berwarna cokelat kehijauan atau kehitaman dan menyekresikan senyawa aflatoksin yang bersifat racun bagi manusia

Saccharomyces cerevisiae merupakan jamur bersel satu (uniseluler) dan mempunyai dinding askus yang tipis, dikenal sebagai khamir. Saccharomyces cerevisiae digunakan untuk pembuatan minuman beralkohol, tapai, dan pengembang adonan roti. Jamur Saccharomyce cerevisiae dapat mengubah gula menjadi alkohol dan karbon dioksida (CO2) melalui proses fermentasi (respirasi anaerob). Gas CO2 yang terbentuk menjadikan adonan roti mengembang.

Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum digunakan untuk pembuatan antibiotik penisilin dengan cara mengekstraksi biakan cair. Penisilin digunakan untuk membasmi bakteri, antara lain Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus sp.

Tuber melanosporum (truffle) merupakan jamur yang hidup bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza. Truffle sangat disukai oleh ahli pencicip kuliner karena memiliki cita rasa yang enak. Pencari truffle biasanya menggunakan bantuan anjing yang memiliki penciuman tajam untuk menemukannya.

Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti digunakan dalam pembuatan keju

Neurospora crassa dan Neurospora sitophila merupakan jamur oncom yang memiliki spora berwarna oranye

Candida albicans hidup parasit pada jaringan epitel yang lembap, misalnya saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan alat kelamin wanita (penyebab keputihan).

Kapang biru (blue mold) yang tumbuh pada buah jeruk merupakan jamur Penicillium yang hidup saproba.

Claviceps purpurea merupakan jamur Ascomycota berwarna ungu yang biasa disebut ergot, bersifat parasit pada gandum hitam (rye). Bila jamur ini ikut tergiling bersama gandum dan tercampur dalam tepung, lalu dikonsumsi manusia, maka akar menimbulkan penyakit gangren. Gejala yang dialami antara lain kejang saraf, rasa panas terbakar, halusinasi, dan kegilaan temporer (sementara).

Trichophyton mentagrophytes menyebabkan penyakit kurap pada kulit tubuh dan kulit kepala.

Morchella esculenta, jamur yang memiliki tubuh buah mengandung banyak air dan enak dimakan. Jamur ini sering ditemukan di bawah pohon buah-buahan.

Jamur Basidiomycota

Setelah belajar berbagai hal tentang jamur Zygomycota dan Jamur Ascomycota, kita pindah ke divisi selanjutnya yaitu jamur Basidiomycota.

Pengertian Jamur Basidiomycota

Pengertian jamur Basidiomycota adalah jamur yang menghasilkan basidiospora dalam reproduksi seksualnya.

Nama “Basidio” sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu basidiur yang berarti alas kecil.

Ciri-Ciri Jamur Basidiomycota

Ciri ciri jamur Basidiomycota yang memudahkan kita untuk mengenali dan membedakannya dengan divisi jamur lainnya adalah:

  1. Tidak mempunyai anggota jamur uniseluler, seluruhnya hingga sekarang diketahui sebagai jamur multiseluler
  2. Mempunyai hifa yang bersekat yang bercabang membentuk miselium
  3. Ada yang membentuk tubuh buah dan ada pula yang tidak dapat membentuk tubuh buah
  4. Tubuh buah Basidiomycota disebut Basidiokarp atau Basidiokarpus.
  5. Bentuk basidiokarp bervariasi seperti lingkaran, kancing, atau telinga manusia, dan juga ada yang berbentuk payung.
  6. Terdapat bilah bilah atau sirip sirip yang berupa lembaran lembaran rapat pada bagian bawah payung (tubuh buah).
  7. Basidiokarp dapat menghasilkan miliaran basidiospora. Salah satu spesies unik Jamur Basidiomycota yang tidak ada salahnya teman teman ketahui adalah jamur Stinkhorn yang menghasilkan basidiospora lengket dan berbau busuk yang dapat menarik lalat ataupun serangga lain untuk menyebarkan spora jamur kemana mana.

Cara Hidup Jamur Basidiomycota

Setelah belajar tentang ciri ciri jamur Basidiomycota dan pengertian jamur Basidiomycota, kita masuk kebagian cara hidup jamur Basidiomycota.

Kita ketahui pada ciri ciri jamur Basidiomycota ini, tidak ada anggotanya yang uniseluler. Semuanya adalah organisme multiseluler yang tersusun atas hifa bersekat yang bercabang membentuk miselium.

Cara hidup Jamur Basidiomycota hampir sama sama dengan jamur Ascomycota dan jamur Zygomycota. Perbedaanya hanya itu saja, tidak adanya organisme uniseluler. Oleh karenanya, tidak ada spesies yang diketahui yang menjadi parasit mikroskopis pada hewan dan tumbuhan.

Sebagian besar spesies Jamur Basidiomycota mempunyai cara hidup sebagai organisme saprofit atau sebagai saproba. Tentu mereka hidup dengan menguraikan dan mengambil zat zat yang berguna dari organisme organisme yang telah mati dan banyak juga dari feses hewan.

Ada pula jamur Basidiomycota yang hidup pada sampah organik, ada yang hidup pada menempel pada kayu yang telah mati, dan banyak pula yang ditemukan hidup pada tumpukan jerami.

Dikarenakan kemampuan jamur Basidiomycota yang tumbuh dengan baik pada kayu yang telah mati, Jamur ini dikenal sebagai pengurai lignin kompleks terbaik.

Ada pula anggota Jamur Basidiomycota yang bersimbiosis mutualisme dengan tumbuhan membentuk mikoriza. Selain itu, sama halnya dengan jamur lain, ada pula yang cara hidupnya sebagai parasit.

Daur Hidup Basidiomycota

Setelah belajar tentang cara hidup, ciri ciri jamur basidiomycota dan pengertiannya, kita masuk kebagian daur hidup atau reproduksi Basidiomycota.

Kita ketahui bahwa ada dua cara reproduksi jamur Basidiomycota yaitu pertama dengan cara reproduksi seksual dan kedua dengan aseksual.

Perbedaannya dengan kelompok jamur Ascomycota adalah reproduksi seksual lebih sering terjadi pada jamur Basidiomycota dibandingkan fase reproduksi aseksualnya.

Reproduksi aseksual Jamur Basidiomycota

Cara reproduksi aseksual jamur Basidiomycota dengan membentuk konidiospora atau spora konidia.

Prosesnya sendiri dimulai dengan adanya hifa haploid (n) yang sudah dewasa kemudian menghasilkan konidiofor (tangkai konidia).

Nah, pada ujung tangkai konidia inilah akan terbentuk spora yang akan diterbangkan oleh angin. Spora spora yang terbang tersebut selanjutnya akan menempel dan menunggu kondisi lingkungan memungkinkan untuk berkecambang menjadi hifa yang haploid.

Reproduksi seksual Jamur Basidiomycota

Cara reproduksi secara seksual jamur Basidiomycota terjadi melalui peleburan antara hifa berbeda jenis yang akan menghasilkan spora seksual basidiospora.

Mekanisme reproduksi seksual Basidiomycota adalah sebagai berikut:

  1. Miselium (+) dan miselium (-) yang masing-masing berkromosom haploid (n) bertemu. Miselium ini terdiri atas hifa-hifa monokariotik (berinti sel satu).
  2. Terjadi plasmogami antara miselium (+) dengan miselium (-) menghasilkan miselium dengan hifa dikariotik (berinti sel dua). Miselium dikariotik memiliki pertumbuhan yang sangat cepat sehingga mendesak pertumbuhan miselium haploid induknya.
  3. Perubahan cuaca lingkungan, misalnya musim hujan atau perubahan suhu, mengakibatkan miselium dikariotik membentuk tubuh buah (basidiokarp). Miselium dikariotik yang membentuk tubuh buah ini berumur panjang.
  4. Permukaan bawah basidiokarp dilapisi oleh sel-sel dikariotik yang disebut basidium.
  5. Selanjutnya, terjadi kariogami (peleburan inti) yang akan menghasilkan nukleus yang diploid (2n). 
  6. Nukleus diploid (2n) segera membelah secara meiosis menghasilkan empat inti yang haploid (n).
  7. Masing-masing basidium melakukan empat pertumbuhan penjuluran atau membentuk tonjolan yang disebut sterigma. Setiap satu nukleus haploid masuk ke dalam satu sterigma sehingga berkembang menjadi basidiospora yang haploid (n)
  8. Basidiopora yang sudah masak akan terlepas dari basidium dan berkecambah menjadi hifa baru yang haploid (n). Hifa haploid akan bercabang-cabang membentuk miselium yang haploid.

Contoh Basidiomycota

Hingga saat ini, diketahui ada lebih dari 25.000 spesies jamur Basidiomycota yang telah diidentifikasi. Ada yang dapat dimakan, ada pula yang membuat halusinasi, dan ada pula yang beracun dan mematikan.

Berikut beberapa contoh Jamur Basidiomycota dan manfaat serta fungsinya.

Volvariella volvacea adalah jamur yang mempunyai bentuk tubuh buah seperti payung berwarna putih agak krem, bagian bawah tudung berwarna kecokelatan. Banyak ditemukan tubuh pada tumpukan jerami. Jamur Volvariella volvacea ini menjadi primadona pada budidaya jamur karena gizinya yang tinggi. BIasanya dipanen sebelum terlalu dewasa.

Amanita sp., merupakan genus jamur Basidiomycota yang beracun bagi manusia. Ada yang mematikan dan ada pula yang dapat membuat kita berhalusinasi. Kalau kalian mengonsumsi salah satu spesiesnya seperti Amanita muscaria, Amanita phalloides, Amanita pantherina_, dan Amanita virosa di dalam hutan, apalagi sedang tersesat, dapat dipastikan anda akan semakin tersesat setelah mengonsumsi ini. Bahkan mengonsumsi jamur ini dalam keadaan segar akan membuat anda keracunan parah dengan simpton seperti kejang perut, muntah muntah serta diare dan bahkan kematian. Tubuh buahnya mirip jamur Volvariella, bedanya pada warnanya yang menarik dan mencolok.

Auricularia polytricha atau jamur kuping. Banyak tumbuh pada batang kayu yang telah mati. Bentuknya seperti telinga makanya namanya disebut jamur kuping. Warnanya cokelat kehitaman dan sering digunakan sebagai campuran sup atau kimlo. Ada pula yang menjualnya dalam bentuk kering.

Calvatia gigantea,atau giant puffball, spesies Jamur Basidiomycota yang ukuran tubuhnya cukup besar, mencapai diameter lebih dari 1 meter. Karena ukurannya ini, spora yang dihasilkan pun mencapai trilliunan.

Pleurotus sp. atau jamur tiram , merupakan satu dair banyak jamur Basidiomycota yang populer dan sering dikonsumsi. Berwarna putih cantik dan tumbuh pada kayu lapuk. Biasanya dibudidayakan pada medium serbuk kayu.

D. Jamur Deuteromycota

Divisi terakhir dari Kingdom Fungi atau Jamur berdasarkan taksonomi konvensional adalah Deuteromycota.

Pengertian Jamur Deuteromycota

Pengertian jamur Deuteromycota adalah spesies jamur yang reproduksi generatifnya belum jelas.

Jadi semua jamur yang baru ditemukan (ataupun sudah lama) yang tidak diketahui cara reproduksi generatifnya dimasukkan dalam kelompok ini.

Nama lain dari Jamur Deuteromycota adalah Jamur imperfecti atau jamur tidak sempurna. Hal ini karena semua jamur seharusnya mempunyai dua jenis reproduksi, yaitu generatif dan vegetatif.

Ketika ada anggota jamur Deuteromycota yang diketahui reproduksi generatifnya, maka akan dipindahkan kepada kelompok yang sesuai.

Apakah itu dipindahkan pada divisi Ascomycota, Zygomycota, dan juga mungkin pada divisi Basidiomycota.

Beberapa anggota dari genus Aspergillus dan Penicillium hingga saat ini masih berada pada kelompok Deuteromycota ini.

Simbiosis Jamur dengan Organisme Lain

Jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain, baik berupa simbiosis parasitisme, dan tidak sedikit pula yang mutualisme.

Pada bagian ini kita fokus pada simbiosis mutualisme jamur dengan organisme lain.

Organisme tersebut dapat berupa ganggang biru, ganggang hijau, dan ada pula yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi.

Hingga saat ini dketahui bahwa Anggota Divisi Ascomycota yang paling banyak jumlahnya yang mempunyai simbiosis mutualisme dengan organisme lainnya.

Bentuk simbiosis mutualisme jamur dengan ganggang sering disebut sebagai LICHEN atau Lumut Kerak. Sedangkan simbiosis mutualisme antara jamur dengan tumbuhan khususnya pada bagian akar tumbuhan disebut MIKORIZA.

Lichen (Lumut Kerak)

Lichen atau lumut kerak bukanlah organisme yang sesuai namanya. Jangan kira karena namanya lumut, itu adalah sejenis lumut yang merupakan tumbuhan tingkat rendah.

Pengertian lichen atau lumut kerak adalah gabungan antara dua organisme dengan simbiosis mutualisme antara ganggang hijau (Chlorophyta)atau ganggang hijau biru (Cyanobacteria) dengan spesies jamur.

Kedua spesies yang bergabung tersebut sangat sempurna dan terlihat sangat tidak mungkin untuk dipisahkan. Hal ini membuatnya terlihat sebagai satu spesies atau organisme tunggal.

Penggabungan keduanya juga membuatnya menjadi organisme yang saling melengkapi. Jamur tidak mampu berfotosintesis tapi kekuatan absorbpsi dan saprofitnya kuat, sedangkan Chlorophyta dapat berfotosintesis tapi tidak mampu menjadi saprofit.

Selain itu, jamur yang bergabung dengan ganggang tersebut menyediakan perlindungan ekstra terhadap lingkungan yang buruk.

Cara Reproduksi Lichen

Ini yang membuat Lichen sebagai sesuatu yang unik, Cara Reproduksi Lichen itu sebagai satu kesatuan organisme. Cara reproduksi satu unit simbiosis. Keren kan.

Ada dua cara cara aseksual yang dilakuan Lichen untuk memperbanyak diri,

  1. pertama dengan cara fragmentasi induk,
  2. kedua dengan cara pembentukan soredia.

Cara pertama yaitu fragmentasi induk, sama halnya dengan fragmentasi yang terjadi pada Ganggang. Terjadi pemutusan dan pemisahan bagian tubuh induk. Bagian tubuh yang terpisah tersebut nantinya akan tumbuh menjadi organisme Lichen yang baru.

Cara kedua yaitu Pembentukan Soredia. Soredia adalah struktur unik yang terdiri atas kumpulan hifa yang didalamnya terdapat sel ganggang. Soredia ini ada pada permukaan lichen dan berwarna putih seperti tepung. Apabila Soredia melekat pada subsrat atau berada pada lingkungan yang cocok, maka akan tumbuh menjadi Lichen yang baru.

Habitat Lichen

Lichen dapat hidup pada habitat yang sangat ekstrem, contohnya pada lahan bekas aliran lahar gunung berapi, di gurun, di hutar. bekas terbakar, batu-batuan, menempel pada pohon-pohon, bahkar di daerah kutub yang bersuhu sangat dingin.

Lichen sering disebut sebagai organisme perintis atau organisme pionir karena kemampuannya dalam melapukkan batu batuan sehingga dapat menjadi tanah. Hal tersebut membuat organisme lain yang tidak dapat tumbuh pada batuan menjadi dapat tumbuh di Bumi.

Lichen sering menjadi model dasar awal terjadinya suksesi dalam suatu lingkungan. Dengan tumbuhnya Lichen setelah terjadinya kehancuran lingkungan, dapat dikatakan sebagai awal baru.

Lumut Janggut Usnea sp. merupakan salah satu contoh Lichen. Lumut janggut ini cukup sensitif terhadap polusi sehingga sangat sulit untuk ditemukan dan tumbuh pada daerah yang mempunyai polusi udara. Oleh karena itu, lumut Janggut juga menjadi salah satu indikator lingkungan di alam tersebut bersih dari polusi udara atau tidak.

Contoh Lichen

Lichen memiliki bentuk yang beragam. Bentuknya dapat berupa

  1. seperti semak atau frutikosa ,
  2. seperti lembaran daun atau foliosa
  3. Seperti kerak atau olesan cat atau krustosa
  4. dan seperti bersisik atau skuamuloa.

Berikut adalah beberapa contoh Lichen dan ciri cirinya:

Usnea berbentuk frutikosa (seperti semak), hidup menempel di pohon-pohon yang tumbuh di daerah berudara sejuk dan tidak terpolusi.

Parmelia , berbentuk foliosa (lembaran seperti daun hidup menempel pada kulit pohon.

Mikoriza

Mikoriza adalah simbiosis kedua yang dilakukan oleh jamur yaitu simbosis jamur dengan akar tumbuhan tingkat tinggi.

Ada dua jenis mikoriza berdasarkan tingkat kedalamannya pada jaringan akar tumbuhan yaitu:

  1. Endomikoriza
  2. Ektomikoriza

Pengertian Ektomikoriza, adalah apabila hifa jamur terbentuk di jaringan epidermis akar tumbuhan. Contohnya jamur yang hidup di jaringan epidermis akar tumbuhan pinus sehingga pinus tahan terhadap kekeringan.

Pengertian Endomikoriza, adalah apabila hifa jamur terbentuk menembus jaringan korkteks akar tumbuhan . terbentuk bila hifa jamur menembus ke jaringan yang lebih dalam, yaitu pada jaringan korteks akar tumbuhan. Contohnya jamur yang hidup pada jaringan korteks akar pohon buah-buahan dan akar anggrek.

Demikianlah artikel tentang Jamur dan berbagai hal tentang jamur. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kalian semua. Tetap belajar karena belajar itu mudah. LEARNISEASY.COM.

bagaimana cara hidup jamur
sebutkan ciri-ciri umum jamur
apa yang dimaksud hifa dan miselium
karakteristik jamur
berikut merupakan ciri-ciri jamur kecuali
jamur yang hanya memiliki satu sel disebut
rangkuman fungi
peranan jamur kelas 10
morfologi fungi
ciri-ciri jamur secara umum
fungsi jamur
jelaskan mengenai klamidospora
struktur jamur
habitat jamur
klasifikasi jamur
reproduksi jamur secara vegetatif adalah
jamur roti, rhizopus membentuk zigospora jika
100 nama latin jamur dan gambarnya
jamur yang tidak bisa dimakan
gambar jamur kuping
ciri-ciri jamur yang bisa dimakan
jamur sawit yang bisa dimakan
macam-macam gambar jamur dan peranannya
jamur pangan
persamaan jamur dan bakteri adalah
tubuh buah jamur
jamur pdf
contoh jamur saprofit
jamur musim hujan
reproduksi basidiomycota
manfaat jamur tiram
jamur yang bersifat saprofit pada kayu mati
bagaimana cara hidup jamur
sebutkan ciri-ciri umum jamur
apa yang dimaksud hifa dan miselium
karakteristik jamur
berikut merupakan ciri-ciri jamur kecuali
jamur yang hanya memiliki satu sel disebut
rangkuman fungi
peranan jamur kelas 10
morfologi fungi
ciri-ciri jamur secara umum
fungsi jamur
jelaskan mengenai klamidospora
struktur jamur
habitat jamur
klasifikasi jamur
reproduksi jamur secara vegetatif adalah
jamur roti, rhizopus membentuk zigospora jika
100 nama latin jamur dan gambarnya
jamur yang tidak bisa dimakan
gambar jamur kuping
ciri-ciri jamur yang bisa dimakan
jamur sawit yang bisa dimakan
macam-macam gambar jamur dan peranannya
jamur pangan
persamaan jamur dan bakteri adalah
tubuh buah jamur
jamur pdf
contoh jamur saprofit
jamur musim hujan
reproduksi basidiomycota
manfaat jamur tiram
jamur yang bersifat saprofit pada kayu mati
- Advertisiment -

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version