Metagenesis Lumut Hati
Kembali lagi dengan learniseasy.com, kali ini kita akan belajar tentang metagenesis lumut , tepatnya metagenesis lumut hati. Kalian tahu sudah tahu apa itu lumut hati? Saya akan jelaskan sedikit tentang lumut hati.
Lumut Hati
Lumut Hati adalah salah salah satu tumbuhan rendah yang tidak memiliki pembuluh angkut atau non vascular plant. Kalian harus tahu istilah itu yah.
Lumut hati dahulunya masuk dalam salah satu anggota dari Bryophyta (Goffinet, 2000) yaitu pada divisi Bryophyta. Akan tetapi berdasarkan klasifikasi terbaru, lumut hati atau liverwort dimasukkan dalam divisi tersendiri yaitu hepaticophyta atau Marchantiophyta. Akan tetapi untuk sekarang ini, lebih disepakati nama divisi Marchantiophyta karena “Hepaticophyta” sering terjadi kerancuan dengan dan sering di salah tuliskan dengan kata “Hepatophyta”.
Walaupun begitu kalian jangan bingung kalo kalian mendapatkan klasifikasi salah satu anggota lumut hati seperti Marchantia polymorpha yang berada dalam divisi hepatocophyta ataupun divisi Byrophyta. Artinya itu adalah klasifikasi lumut hati yang lama, kalian sebaiknya gunakan klasifikasi lumut hati yang terbaru.
Kalian tahu tidak
Lumut hati (liverworts) adalah satu satunya tumbuhan darat yang tidak memiliki stomata pada fase sporofitnya
Kebanyakan lumut hati (liverworts) berukuran kecil lebarnya berkisar antara 2-20 mm dengang tinggi tanaman kurang dari 10 cm. Ada dua bentuk dari lumut hati, satu dinamakan berbentuk tallus (seperti pita, ataupun bercabang cabang), dan satu lagi berbentuk daun. Contoh lumut hati yang berbentuk tallus seperti Lunuria cruciata.
Bagi yang belum tahu tentang batasan metagenesis dan pengertian metagenesis silahkan baca dalam artikel ini
Pengertian Metagenesis dan Contoh Lengkap Serta Penjelasannya
Metagenesis Lumut Hati / Siklus Hidup Lumut Hati
Metagenesis lumut hati berbeda dengan metagenesis lumut paku. Pada metagenesis lumut hati, fase dominannya adalah pada gametofit nya, dan sporofit juga sangat bergantung pada gametofit.
Hal yang unik dari siklus hidup lumut atau metagenesis lumut hati adalah sel sel yang terdapat pada tubuhnya itu (yang dominan kan gametofit) merupakan haploid. Sangatlah berbeda dengan manusia, tumbuhan lain dan juga metagenesis tumbuhan paku.
Keunikan lain dari metagenesis lumut hati dan kebanyakan lumut adalah fase sporofitnya sangatlah singkat dan bahkan setelah melepaskan spora, tidak lama setelahnya akan mati (layu).
Perhatikan gambar dibawah ini, kalian dapat memahami proses metagenesis lumut hati Marchantia polymorpha.
Kalian tahu kan Marchantia polymorpha adalah jenis lumut hati yang dioseus yang artinya jantan dan betina terdapat pada tumbuhan yang berbeda. Sehingga dibutuhkan agar sperma yang ada “berpindah” ke tumbuhan lumut hati betina agar terbentuk zigot.
Pada gambar diatas kalian melihat bahwa dibutuhkan dua tumbuhan Lumut hati Marchantia polymorpha yang satunya memiliki anteridium (penghasil sperma) dan arkegonium (penghasil telur) pada tumbuhan lumut hati yang satunya.
Tidak semua anggota Lumut hati (Hepaticophyta / Marchantiophyta) merupakan dioseus, ada juga yang monoseous.
Kalian bisa lihat skema metagenesis pada artikel ini
Atau kalian perhatikan saja skema metagenesis lumut hati Marchantia polymorpha dibawah ini:
Kalian bisa lihat bahwa pada tumbuhan lumut hati Marchantia polymorpha, terdapat dua talus gametofit yaitu jantan dan betina. Satu memiliki anteridiofor dan satu lagi memiliki arkegoniofor.
Anterdiofor adalah organ yang terdapat anteridium atau penghasil sperma pada lumut hati. Sedangkan arkegoniofor adalah organ yang terdapat arkegonium didalamnya.
Pada gambar diatas kalian bisa liat ada istilah “ELATER“. Elater ini adalah sel memanjang berbentuk spiral yang dihasilkan dalam kapsul tempat sporofit menghasilkan sel sel spora yang diploid. Elater ini juga berfungsi dalam mendorong kapsul tempat spora dihasilkan dan ikut terlempar keluar ketika sel sel spora tersebar. Baca lebih jauh tentang elater disini yah (sumber : Elater).
Proses Metagenesis Lumut Hati Marchantia polymorpha
Untuk lebih jelasnya saya akan jelaskan lebih rinci dengan beberapa langkah metagenesis lumut hati Marchantia polymorpha berdasarkan gambar diatas
- Karena pada lumut hati, dan lumut pada umumnya lebih dominan fase gametofitnya kita mulai prosesnya pada fase gametofit yang haploid
- Spora yang bergerminasi berkembang dan tumbuh menjadi protonema lumut hati (protononema adalah istilah untuk gametofit betina
- Protonema pada lumut hati Marchantia polymorpha ada dua jenis yaitu protonema betina dan protonema jantan
- Kemudian protonema menjadi dewasa menjadi gametofit jantan dan gametofit betina
- Selanjutnya, gametofit betina akan membentuk arkegoniofor tempat dimana arkegonium berada. Arkegoniofor ini memiliki bentuk yang seperti talus atau seperti kuncup pada lumuth hati Marchantia polymorpha
- Begitupula dengan gametofit jantan juga akan membentuk anteridiofor tempat anteridium , penghasil sperma , berada
- Selanjutnya, Gametofit jantan menggunakan anteridium menghasilkan sperma dengan cara mitosis sehingga dihasilkan sperma yang haploid
- Begitupula dengan gametofit betina menggunakan arkegonium akan menghasilkan sel telur atau ovum yang akan berdiam dalam kapsul arkegonium.
- Selanjutnya, sperma akan “berpindah” dan masuk ke arkegonium untuk membuahi ovum (fertilisasi). Mekanisme yang dilakukan oleh anteridium dalam memindahkan sperma ke arkegonium yang berada pada gametofit betina adalah dengan “menembakkan” air berisikan sperma ke udara sehingga akan dapat mendekati gametofit betina tempat arkegonium berada (Penelitian orang jepang)
- Sperma lumut hati sendiri memiliki dua flagela yang membantunya untuk “berenang” di dalam arkegonium untuk membuahi ovum
- Pada akhirnya, sperma lumut hati membuahi ovum dan membentuk zigot yang merupakan diploid karena fusi dari sperma yang haploid dan ovum yang haploid juga.
- Zigot dalam arkegonium akan berkembang menjadi embrio dan tumbuh membentuk struktur dengan tiga daerah yaitu kaki atau foot sebagai tempat melekatnya sporofit ke gametofit, kapsul elips tempat menghasilkan sel sel induk spora dan elater dan terakhir seta sebagai daerah titik pertemuan antara foot dan kapsul tersebut.
- Sel induk spora dalam kapsul spora tersebut akan membelah secara meiosis menghasilkan spora spora yang memiliki n kromosom atau haploid. Jadi sel sel induk spora itu adalah diploid, kemudian mengalami meiosis I menjadi tetrad dan kemudian meiosis dua mengalami pembentukan 4 sel spora yang haploid.
- Terakhir, spora spora tersebut akan tersembur keluar dengan sel elater yang kemudian akan memulai siklusnya kembali membentuk organisme baru.
Jangan salah sangka bahwa ini adalah proses hidup kembali yah. Spora tersebut akan membentuk protonema lumut hati Marchantia polymorpha yang baru.
Itulah diatas artikel tentang metagenesis lumut hati Marchantia polymorpha. Semoga bermanfaat. Tetap belajar yah karena belajar itu mudah loh.
Jelaskan persamaan dan perbedaan tumbuhan paku dan lumut
(1) Goffinet, Bernard. “Origin and phylogenetic relationships of bryophytes”. pages 124-149 in A. Jonathan Shaw & Bernard Goffinet (Eds.), Bryophyte Biology. (Cambridge: Cambridge University Press:2000). ISBN 0-521-66097-1