Sejarah Perundingan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

0
6217
Usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia - Diplomasi dan perundingan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Sejarah Perundingan perundingan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah perundingan perundingan yang dilakukan oleh Negara Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945.

Ini merupakan bentuk bentuk aktivitas diplomasi Indonesia di dunia Internasional untuk mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Dapat dikatakan, ini merupakan kerja diplomasi yang terberat mulai dari Indonesia merdeka 17 Agustus hingga sekarang ini tahun 2018.

Kita ketahui bahwa perjuangan Indonesia dalam memperoleh kemerdekaannya tidak lah mudah. Pihak pihak yang tidak menginginkan kemerdekaan Indonesia seperti Belanda dan persekutuannya melancarkan agresi agresi militer ke Indonesia.

Untunglah hadir PBB (UNO) yang menengahi dan berketetapan untuk menghentikan penjajahan di dunia.

Perundingan Perundingan Mempertahankan Indonesia

Sesuai catatan sejarah, ada 8 Perundingan perundingan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yaitu:

  1. Pertemuan Soekarno-Van Mook – 25 Oktober 1945
  2. Pertemuan Sjahrir-Van Mook – 17 November 1945
  3. Perundingan Sjahrir-Van Mook – 10 Februari 1946
  4. Perundingan di Hooge Veluwe – 14-25 April 1946
  5. Perundingan Linggajati – 10 November 1946 – 25 Maret 1947
  6. Perundingan Renville – 17 Januari 1948
  7. Persetujuan Roem-Royen / Roem-Roijen – 7 Mei 1949
  8. Konferensi Meja Bundar (KMB) / Dutch-Indonesian Round Table Conference – 23 Agustus – 2 November 1949

Mari kita bahas satu persatu perundingan perundingan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Pertemuan Soekarno –  Van Mook

Sir-Alexander-Frank-Philip-Christison-4th-Bt
Letnan Jenderal Sir Philip Christison

Pertemuan Soekarno-Van Mook merupakan perundingan pertama yang dilakukan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pertemuan Soekarno – Van Mook diadakan pada tanggal 25 Oktober 1945.  Pertemuan Soekarno – Van Mook diprakarsai oleh panglima AFNEI Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Sir Philip Christison adalah Pemimpin Perang di pihak Inggris dalam peperangan 10 November 1945 di Surabaya.

Dalam pertemuan Soekarno – Van Mook, pihak Indonesia diwakili oleh Soekarno,Mohammad Hatta, Ahmad Subardjo dan H. Agus Salim. Sedangkan dipihak Belanda, diwakili oleh Van Mook dan Der Plas.

Tujuan perundingan ini adalah agar tercipta kesepahaman antara keinginan Indonesia untuk Merdeka dan keinginan Belanda untuk menciptakan persemakmuran. Bahkan Van Mook menginginkan agar Indonesia masuk sebagai anggota PBB. Pertemuan Soekarno – Van Mook ini dianggap gagal dan dipecat dari jabatan Wakil Gubernur karena ternyata Pemerintahan Belanda tidak menyepakati hal tersebut.

Besar dugaan salah satu penyebab pecahnya perang 10 November 1945 di Surabaya akibat adanya konspirasi yang dilakukan oleh Belanda yang menjadikan kematian A.W.S Mallaby sebagai sarana adu domba antara rakyat Indonesia dan Tentara Inggris di Surabaya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini