Usus besar adalah organ tubuh manusia yang merupakan sistem organ pencernaan tubuh manusia. Sistem pencernaan manusia yang dimulai dari mulut, esofagus, kemudian lambung dan selanjutnya ke Usus halus (intestines) lalu ke usus besar (colon) dan terakhir anus.
Pada usus besar terjadi penyerapan air terakhir, dimana seluruh kimus atau chyme (calon feses) yang dapat diserap nutrisinya disimpan sementara. Penyimpanan tersebut untuk menyerap air, mensekresikan ion ion kalium dan klorin serta menghasilkan vitamin K dan Biotin (sejenis vitamin B) serta beberapa senyawa penting untuk kesehatan usus besar dan sistem imun.
Produksi vitamin K dan biotin dalam usus besar tidak dilakukan oleh usus besar, melainkan oleh bakteri flora (gut flora) yang hidup didalamnya. Diketahui ada lebih dari 700 spesies bakteri serta beberapa jenis jamur, protozoa serta archaebakteria.
Bakteri dan lainnya bekerja sama dan bersimbiosis dengan manusia di usus besar tersebut. Ada yang menyebabkan penyakit dan banyak pula yang menguntungkan bagi manusia.
Simbiosis Antara Bakteri dan Usus Besar Manusia
Hubungan antara bakteri dan usus besar manusia adalah simbiosis mutualisme, khususnya pada bakteri bakteri penghasil vitamin K dan biotin. Kita ketahui bahwa sudah tidak ada lagi enzim pencernaan di usus besar.
Akan tetapi pencernaan masih berlanjut di Usus besar manusia. Pencernaan tersebut dilakukan oleh bakteri bakteri flora yang hidup didalam. Kimus atau chyme yang disalurkan dari usus halus (intestines) masuk ke dalam usus besar, dan sudah kehilangan banyak nutrisi yang bisa diserap oleh manusia.
Akan tetapi, serat serat yang tidak dapat dicerna di lambung dan usus halus, akan dicerna oleh bakteri flora dan menjadi makanan baginya. Dengan itu, bakteri flora sudah diuntungkan dengan bersimbiosis dengan usus besar manusia. Bakteri flora selain hidup, juga berkembang biak di dalam usus besar. Diketahui ada lebih dari 100 milyar mikroorganisme di dalam usus besar dan beratnya sekitar 200 gram.
Keuntungan bagi usus besar manusia dan manusia itu sendiri adalah vitamin K dan biotin yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. Yang selanjutnya akan diserap ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Walaupun begitu, jumlahnya tidak terlalu besar. Apabila seseorang mengonsumsi antibiotik, khususnya dalam waktu yang panjang, akan menderita kekurangan vitamin K akibat bakteri flora dalam usus besarnya banyak yang mati.
Hal inilah yang menjadi alasan efek samping dari meminum antibiotik, pastinya teman teman sering melihat di bagian deskripsi obat bahwa dituliskan “dapat menyebabkan diare”. Itu terjadi karena serat serat yang ada di usus besar tidak dapat dicerna dengan baik dan akhirnya menyebabkan diare.
Oleh karena itu, bagi seseorang yang sedang mengonsumsi antibiotik dalam waktu yang lama, sebaiknya mengonsumsi vitamin K dari luar, seperti obat obatan ataupun makanan makanan yang mengandung vitamin K.
Selain vitamin, manusia juga diuntungkan dengan dihasilkannya beberapa asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acids) yang kemudian akan diserap oleh usus besar manusia melalui difusi pasif dan membantu manusia dalam memperkuat sel dan jaringan pelindung pada usus besar.
Hubungan bakteri dan usus besar manusia ini dapat menjadi simbiosis parasitisme apabila bakteri yang ada dalam usus besar merupakan jenis bakteri yang menyebabkan penyakit. Contohnya, kanker pada usus besar, dapat disebabkan oleh infeksi bakteriodes dalam jumlah besar.
Hubungan mutualisme ini dijamin dan terjaga oleh lapisan mukus yang tebal dan terus disekresikan oleh usus besar. Apabila lapisan pelindung ini tipis dan rusak sehingga terjadi kerusakan pada dinding usus besar. Bakteri bakteri flora tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh manusia yang lain.
Salah satu jenis bakteri usus besar yang menghasilkan vitamin K adalah Escherichia coli.
Simbiosis mutualisme. Bakteri diuntungkan dengan adanya makanan (berupa serat serat yang tidak dapat dicerna di usus halus) dan manusia diuntungkan dengan dihasilkannya vitamin K dan biotin