Beranda Biologi Sporozoa Adalah Pengertian Siklus Reproduksi Ciri Klasifikasi & Gambar

Sporozoa Adalah Pengertian Siklus Reproduksi Ciri Klasifikasi & Gambar

0
protozoa adalah pengertian contoh habitat protozoa cara hidup reproduksi
protozoa adalah pengertian contoh habitat protozoa cara hidup reproduksi
- Advertisiment -

Assalamualaikum para pembaca sekalian, masih semangat belajar kan. Kali ini kita akan belajar tentang salah satu anggota Protista yaitu kelompok protista mirip hewan atau Protozoa.

Pada materi kali ini, ada banyak hal yang akan kita pelajari. Jadi bagi kalian yang betul betul ingin belajar tentang Protozoa, kalian berada di halaman yang tepat.

Hal hal yang akan kita pelajari pada postingan kali ini adalah:

  1. Pengertian Protozoa
  2. Ciri ciri tubuh Protozoa
  3. Cara hidup dan habitat Protozoa
  4. Reproduksi Protozoa
  5. Klasifikasi Protozoa

Langsung saja kita masuk ke bagian pertama.

A. Pengertian Protozoa

Protozoa ditinjau dari segi etimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu proto artinya pertama dan zoa artinya hewan.

Pada dasarnya (basically), pengertian protozoa adalah hewan sel tunggal yang sederhana.

Kesederhanaan ini mengacu pada hanya sebagian kemampuan hewan multiseluler yang mampu dilakukannya. Dalam hal ini hanya mampu bergerak sedikit, mampu menelan atau mengonsumsi makanan. Dalam hal ini tentu saja memasukkan makanan ke dalam sitoplasmanya. Tentu berbeda dengan hewan yang multiseluler.

Protozoa dapat kita katakan sebagai hewan pertama yang ada di muka Bumi. Hal ini tentu mengacu pada perbedaan yang dimilikinya dengan bakteri.

Oleh karena itu, bila kita ingin mengambil pengertian protozoa lebih jauh dan lebih sempit maka definisi protozoa adalah:

Organisme uniseluler eukariotik tanpa dinding sel yang heterotrof dan umumnya motil

Kalian sudah pernah dengar heterotrof bukan? Heterotrof artinya membutuhkan makanan dari organisme lain atau tidak mampu membuat makanannya sendiri. Contoh terbaik heterotrof adalah Manusia yang selalu makan di warung.

Motil artinya dapat bergerak. Sebabnya karena memiliki alat gerak silia, kaki semu (pseudopodia) dan atau flagela (bulu cambuk).

Hingga saat ini, ada 65 ribu spesies Protozoa yang tercatat.

Saya rasa untuk pengertian protozoa diatas sudah cukup dan memadai bagi teman teman memahami arti dan batasan batasan Protozoa.

Mari kita masuk ke bagian kedua yaitu ciri ciri tubuh Protozoa.

B. Ciri Ciri Tubuh Protozoa

Pada bagian ini kita fokus membaca dan membahas tentang ciri ciri tubuh protozoa mulai dari:

  1. Ukuran tubuh dan Bentuk Tubuh Protozoa
  2. Struktur Tubuh Protozoa

1) Ukuran dan Bentuk Tubuh Protozoa

Protozoa bertubuh mikroskopis dengan ukuran sekitar 10 – 200 mikrometer atau 0,01 – 0,2 mm, namun ada pula yang berukuran hingga 500 mikrometer.

Dengan ukuran segitu, artinya kita dapat mengamati Protozoa dengan menggunakan mikroskop cahaya.

Selanjutnya bentuk sel Protozoa juga bermacam macam ada yang tetap dan ada pula yang berubah-ubah. Mudahnya spesies Protozoa khususnya pada beberapa jenis tertentu dikarenakan tidak adanya dinding sel.

Walaupun mayoritas tidak memiliki dinding sel, kelompok protozoa tertentu memiliki cangkang. Bentuk tubuhnya cenderung tetap, contohnya Radiolaria dan Foraminifera.

Contoh Protozoa yang bentuk tubuhnya dapat berubah ubah dengan mudah, bahkan menjadi fasilitas pergerakan adalah Amoeba.

2) Struktur Tubuh Protozoa

Sebelumnya, saya menyebutkan bahwa definisi Protozoa adalah uniseluler eukariotik. Berdasarkan itu, kita dapat mengatakan bahwa struktur tubuh protozoa itu adalah sama dengan sel eukariotik yaitu sel yang mempunyai membran inti.

Sebagai sel eukariotik, struktur tubuh protozoa artinya mempunyai organel organel untuk menjalankan fungsi hidupnya.

Semua organel organel yang dimiliki oleh sel eukariotik kecuali kloroplas ada dalam protozoa. Organel seperti mitokondria, ribosom, vakuola, retikulum endoplasma, lisosom dan organel lainnya.

Organel yang mencirikan “Protozoa” tentu saja organel yang fungsinya untuk menyimpan makanan dan membuang hasil hasil makanan yang tidak diinginkan. Kedua organ tersebut adalah vakuola makanan dan vakuola kontraktil (vakuola berdenyut).

Protozoa juga tidak mempunyai dinding sel, hal tersebut sama halnya dengan sel hewan. Walaupun begitu, sebagai pelindung keras, ada beberapa jenis protozoa yang mempunyai pelikel atau selaput tubuh yang keras membantu mempertahankan bentuk tubuh protozoa agar selalu tetap.

Struktur lain protozoa adalah kehadiran alat gerak. Alat gerak tersebut dapat berupa flagela, silia, dan atau kaki semu atau pseudopodia.

Beberapa anggota Protozoa khususnya anggota Ciliata dan Dinoflagellata diketahui mempunyai kemampuan untuk membentuk duri duri khusus untuk pertahanan diri yang disebut TRIKOSIS (trichocyst). Trikosis juga diketahui mampu dialirkan racun untuk melumpuhkan target.

Contoh spesies Protozoa.

Untuk struktur yang lebih detail dan unik ditiap pembagian kelompok Protozoa, saya akan jelaskan pada bagian klasifikasi Protozoa.

C. Cara Hidup dan Habitat Protozoa

Setelah membahas tentang struktur tubuh Protozoa secara umum, kita masuk ke bagian cara hidup protozoa dan habitat protozoa.

Hal pertama yang kita ketahui dari cara hidup protozoa adalah mereka merupakan organisme heterotrof yang mampu “menelan” makanan (melalui fagositosis) dan mencerna makanannya.

Pada umumnya, Protozoa memangsa anggota Protista lain, jamur dan ganggang mikroskopis, bakteri, maupun sisa-sisa organisme.

Oleh karena itu, protozoa diketahui sebagai pemangsa uniseluler yang mengendalikan populasi bakteri. Ada protozoa yang hidup bebas di alam maupun bersimbiosis di dalam tubuh hewan multiseluler dan manusia.

Protozoa yang hidup bebas di alam dapat ditemukan di perairan atau di tempat basah yang banyak mengandung sampah atau zat organik, misalnya air laut, danau, sungai, sawah, kolam, parit, dan selokan. Protozoa yang hidup bebas di alam, misalnya Amoeba proteus dan Paramecium caudatum.

Protozoa yang hidup di dalam tubuh organisme multiseluler pada umumnya bersifat parasitik (menyebabkan penyakit), misalnya Plasmodium malariae penyebab penyakit malaria dan Entamoeba histolytica penyebab diare.

Namun, ada pula yang bersimbiosis mutualisme, misalnya Ciliata yang hidup di usus hewan pemakan rumput yang dapat membantu mencerna selulosa.

Pada lingkungan yang kurang menguntungkan (misalnya saat kekeringan), Protozoa jenis tertentu dapat bertahan hidup dengan cara berubah menjadi sista.

Sista merupakan sel tidak aktif dan memiliki dinding yang tebal berupa kapsul polisakarida. Bila kondisi lingkungan membaik, sista akan berubah menjadi sel Protozoa yang aktif kembali.

D. Reproduksi Protozoa

Kita masuk ke bagian reproduksi protozoa. Bagian ini juga saya jelaskan cukup umum, hanya sebagai pengantar untuk menjelaskan macam macam cara reproduksi Protozoa.

Protozoa dapat bereproduksi secara aseksual (tak kawin) maupun secara seksual (kawin). Reproduksi secara aseksual pada umumnya dengan pembelahan biner. Dari satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dan seterusnya. Pembelahan biner diawali dengan pembelahan inti (kariokinesis), kemudian diikuti pembelahan sitoplasma (sitokinesis).

Sementara reproduksi secara seksual, yaitu dengan cara penyatuan gamet yang berbeda jenis sehingga menghasilkan zigot atau secara konjugasi (penyatuan inti vegetatif sel). Namun, ada pula Protozoa yang tidak melakukan reproduksi seksual, misalnya Amoeba sp.

Untuk penjelasan lebih rinci tentang reproduksi protozoa pada tiap tiap kelompoknya dan diagram proses reproduksinya, kita akan sama sama pelajari pada klasifikasi Protozoa.

E. Klasifikasi Protozoa

Pembagian protozoa, secara klasik dibagi berdasarkan alat gerak yang dimilikinya. Pengelompokkan ini terbilang beragam. Hal itu tersebut terjadi karena penempatan Protozoa yang berbeda beda tingkatannya dalam taksonomi.

Ada yang menempatkan protozoa sebagai filum dari protista. Ada pula yang menempatkannya sebagai subkingdom Protista. Dan bahkan ada juga yang menjadikan protozoa sebagai salah satu kingdom.

Bagi kebanyakan mikrobiologis, Protozoa ditempatkan dalam tingkatan subkingdom. Dan pengelompokkan 4 dibawah ini ditempatkan pada tingkatan filum. Berikut 4 filum protozoa yang terbagi atas (utamanya) alat geraknya.

  1. Ciliata (Ciliophora/Infusoria), bergerak dengan menggunakan
    silia (rambut getar). Contohnya Paramecium sp.
  2. Rhizopoda (Sarcodina), bergerak dengan menggunakan
    pseudopodia (kaki semu). Contohnya Amoeba sp.
  3. Flagellata (Mastigophora), bergerak dengan flagela (bulu cambuk). Contohnya Trypanosoma sp.
  4. Sporozoa (Apicomplexa), tidak memiliki alat gerak. Contohnya Plasmodium sp.

Dahulu, 4 pengelompokan diatas ditempatkan dalam tingkatan kelas. Namun untuk sekarang, khususnya setelah tahun 2015. Protozoa dinaikan menjadi subkingdom. Dan bahkan ada yang menaikkannya menjadi kingdom dan menjadikan ada 7 kingdom (Ruggiero).

Untuk lebih detail dan jelasnya kita akan masuk pada tiap tiap filum diatas, mulai dari Ciliata.

1# Ciliata (Ciliophora/Infusoria)

Setelah membahas panjang lebar yang umum umum dari Protozoa, kita pindah ke yang lebih spesifik yaitu salah satu kelompok Protozoa, Ciliata.

Pengertian Ciliata

Pengertian Ciliata

Filum Ciliata atau Ciliophora diambil dari kata latin yaitu cilia yang artinya rambut kecil dan phora yang artinya gerakan. Gerakan protozoa adalah dengan menggunakan rambut getar.

Ciliata sering juga dipanggil “INFUSORIA”. Arti Infusoria adalah menuang atau sesuatu yang hidup di tempat yang mengandung banyak zat organik atau zat buangan.

Bentuk dan Struktur Tubuh Ciliata

Bentuk dan struktur tubuh Ciliata

Ciliata mempunyai bentuk yang tetap. Penyebab bentuk ciliata tetap adalah adanya pelikel yang membungkus dirinya. Pelikel tersebut bertindak sebagai analog (mirip) dinding sel. Walaupun tersusun atas sesuatu yang berbeda.

Pelikel tersusun atas selaput protein atau glikoprotein yang keras. Dengan adanya pelikel tersebut, bentuk tubuh Ciliata dapat tetap.

Bentuk tubuh Ciliata juga beragam ada yang menyerupai sandal, lonceng, terompet, atau oval. Tubuh Ciliata memiliki rambut getar (silia) berukuran pendek, yang membentuk barisan di seluruh permukaan tubuh atau hanya pada bagian-bagian tertentu dari permukaan sel. Silia berdiameter sekitar 0,25 mikrometer dengan panjang 2-20 mikrometer.

Teman teman sekalian jangan kira silia atau rambut getar yang ada pada tubuh Ciliata itu sedikit, jumlahnya banyak bahkan mencapai ribuan.

Sejumlah silia berkumpul dan bersatu di bagian tubuh tertentu dan membentuk cirri. Silia tersebut dipergunakan untuk bergerak (moving), meluncur (gliding), berenang (swimming)di dalam medium air, serta menangkap dan membantu memasukkan makanan ke dalam sitoplasma.

Selain silia, Ciliata juga memiliki alat untuk mempertahankan diri dari musuhnya, yaitu trikosis.

Kita dapat mengamati Tubuh Ciliata dengan mudah menggunakan mikroskop cahaya biasa, namun silianya tidak dapat terlihat dengan jelas.

Di dalam sitoplasma terdapat organel sel, yaitu mitokondria, ribosom, lisosom, nukleus (inti sel), vakuola makanan, dan vakuola kontraktil (vakuola berdenyut).

Alat pencernaan makanan pada Ciliata terdiri atas bagian corong mulut atau celah mulut [oral groove), mulut sel (sitostoma), sitofaring [gullet atau kerongkongan sel), vakuola makanan, dan lubang “anus” pada bagian tertentu dari membran sel.

Vakuola kontraktil pada Ciliata berbentuk mirip kantong, berfungsi untuk osmoregulasi, yaitu mengatur tekanan osmotik cairan di dalam tubuh.

Ciliata mempunyai ciri yang unik yang menjadikannya sangat mudah untuk diingat, yaitu mempunyai dua jenis nukleus. Nukleus pada Ciliata terdiri atas satu inti berukuran besar disebut makronukleus dan beberapa inti yang berukuran kecil disebut mikronukleus.

Fungsi Makronukleus adalah untuk menyintesis RNA, mengatur aktivitas dan pertumbuhan sel dan alat reproduksi aseksual (pembelahan biner).

Selanjutnya Fungsi mikronukleus adalah sebagai alat reproduksi seksual (konjugasi). Pada Paramecium terdapat 1 hingga 80 bentuk mikronukleus.

Cara Ciliata Menangkap dan Mencerna makanan

Cara Ciliata menangkap dan mencerna makanan

Kalian mungkin pernah bertanya atau menemui pertanyaan tentang:

Apa makanan Protozoa khususnya makanan Ciliata?
Atau, Makanan Protozoa itu apa?

Nah, pada artikel ini anda akan tahu jawabannya. Makanan Ciliata berupa bakteri dan serpihan bahan organik.

Rambut getar serta Trikosis pada Ciliata selain digunakan untuk pergerakan, juga digunakan untuk mendorong makanan disekitar corong mulut (oral groove) agar masuk ke dalam sitosoma.

Makanan yang berkumpul di sitosoma tersebut selanjutnya masuk ke dalam sitofaring. Setelah masuk ke dalam sitofaring inilah makanan akan masuk ke dalam sitoplasma dan membentuk vakuola makanan hasil pelekukan dan pembungkusan akibat peristiwa fagositosis.

Setelah terbentuk vakoula makanan, sinyal tertentu akan memerintahkan lisosom untuk bergabung dengan vakuola makanan sehingga membentuk enzim pencernaan makanan di dalam vakuola makanan tersebut.

Pada saat makanan dicerna, vakuola makanan bergerak dari bagian anterior (depan) ke bagian posterior (belakang).

Sisa sisa makanan hasil pencernaan yang berasal dan vakuola makanan masuk ke sitoplasma (maksudnya adalah melalui membran atau pembungkus vakuola makanan karena vakuola sebenarnya sudah berada dalam sitoplasma) secara difusi.

Proses pencernaan makanan pada Paramecium

Sementara sisa-sisa makanan yang tidak tercerna akan dilepaskan ke luar sel melalui lubang anus atau pori-pori membran.

Reproduksi Ciliata

Reproduksi Ciliata

Setelah membahas tentang cara hidup dan makan Ciliata, kita pindah ke bagian reproduksi Ciliata.

Kalian mungkin pernah bertanya:

Bagaimana Cara Ciliata Bereproduksi?
Atau, Apa kegunaan Makronukleus dan Mikronukleus?
Apakah Ciliata kawin?

Semoga pertanyaan pertanyaan kalian seputar reproduksi Ciliata dapat terjawab disini.

Ada dua cara reproduksi yang dapat dilakukan Ciliata yang pertama secara aseksual dan yang kedua secara seksual.

Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual terjadi dengan cara pembelahan biner. Pembelahan biner diawali dengan pembelahan makronukleus. Makronukleus memanjang, kemudian membelah menjadi dua.

Pada pembelahan biner tidak terjadi pembelahan secara mitosis. Selanjutnya, sitoplasma membelah secara transversal (membujur) sehingga dihasilkan dua sel anakan.

Jadi pada dasarnya, Protozoa mempunyai pembelahan biner yang hampir mirip dengan pembelahan biner pada bakteri. Perbedaannya tentu terletak pada bagian makronukleus yang harus memanjang terlebih dahulu.

Pembelahan biner Bakteri dan Protozoa sama sama tidak melakukan fase mitosis seperti layaknya pembelahan sel pada organisme multiseluler.

Reproduksi Seksual Ciliata

Selanjutnya kita masuk ke bagian reproduksi seksual Ciliata

Diketahui bahwa cara reproduksi seksual Ciliata adalah konjugasi. Apa itu konjugasi? Kalau kalian tidak tahu, artinya teman teman belum membaca tentang konjugasi pada bakteri.

Konjugasi pada Ciliata artinya terjadi pembentukan jembatan atau jalur pertukaran materi genetik. Reproduksi secara konjugasi ini menghasilkan Ciliata dengan sifat kombinasi baru (rekombinasi genetik).

Proses konjugasi pada Ciliata cukup rumit, teman teman dapat lebih mudah paham dengan memperhatikan gambar konjugasi pada Paramecium dibawah ini.

Mekanisme konjugasi pada Paramecium adalah sebagai berikut:

1) Dua sel Paramecium yang cocok untuk kawin saling berdekatan, kemudian saling berlekatan pada sebagian tubuhnya (konjugasi).


2) Mikronukleus dengan kromosom diploid (2n) pada tiap tiap sel membelah secara meiosis sehingga tiap tiap sel (each cells) memiliki empat mikronukleus yang haploid (n). Namun tiga mikronukleus akan hancur.

3) Satu mikronukleus haploid (n) yang tersisa, kemudian membelah secara mitosis menjadi dua mikronukleus yang haploid (n).

4) Pasangan mikronukleus pada setiap sel kemudian saling bertukar mikronukleus satu sama lain.

5) Mikronukleus yang didapatkan dari sel lain akan menyatu dengan mikronukleus dari sel asal, membentuk mikronukleus yang diploid (2n) dengan sifat genetik campuran (rekombinasi genetik). Penyatuan mikronukleus dari individu yang berbeda tersebut disebut singami.

6) Pasangan sel Paramecium kemudian berpisah (konjugasi berakhir). Mikronukleus diploid (2n) pada setiap sel kemudian membelah secara mitosis tiga kali secara berturut-turut, sehingga menghasilkan delapan mikronukleus (1 menjadi 2, 2 jadi 4, 4 jadi 8) yang diploid (2n).

Makronukleus yang asli pada tiap tiap sel akan hancur. Empat mikronukleus diploid (2n) kemudian berkembang menjadi empat makronukleus diploid (2n) yang baru dengan cara replikasi DNA berulang-ulang. Empat mikronukleus diploid (2n) lainnya tetap sebagai empat mikronukleus diploid (2n).

Setiap sel kemudian membelah dua kali tanpa disertai pembelahan nukleus, sehingga setiap satu sel akan menghasilkan empat sel anak yang identik, yang memiliki satu makronukleus diploid (2n) dan satu mikronukleus diploid (2n).

Dari satu kali proses konjugasi yang dilakukan oleh dua sel Paramecium dihasilkan delapan sel anak diploid (2n) dengan kombinasi kromosom antara kedua induknya.

Makronukleus dan Mikronukleus Ciliata dapat membelah beberapa kali sebagai bahan untuk pembelahan sel berlanjut.

Habitat Ciliata

Habitat Ciliata

Sebagian besar Ciliata hidup sebagai sel soliter di air tawar maupun air laut. Ciliata banyak ditemukan di:

  1. air sawah,
  2. air sungai,
  3. air kolam, dan
  4. air selokan,

Pada dasarnya, Ciliata akan membelah dengan subur dan dapat ditemukan pada daerah yang mengandung banyak mengandung sisa-sisa tumbuhan dan hewan, atau sampah organik.

Ciliata yang hidup bebas di lingkungan berair, contohnya:

  1. Paramecium caudatum,
  2. Vorticella,
  3. Stent or,
  4. Didinium, dan
  5. Stylonychia.

Namun beberapa jenis ada pula yang hidup di dalam tubuh hewan, baik sebagai parasit maupun bersimbiosis mutualisme.

Contoh Ciliata yang hidup parasit, yaitu Balantidium coli. Sementara Ciliata yang hidup bersimbiosis, yaitu yang hidup di usus hewan pemakan rumput dan dapat membantu mencerna selulosa.

Contoh Ciliata dan Bentuknya

Contoh Ciliata dan Bentuknya

Paramecium caudatum

Paramecium caudatum adalah salah satu contoh Ciliata yang berbentuk seperti sendal, dengan silia berjumlah ribuan yang menutupi permukaan tubuh dan di sekitar celah mulut (ingat kan, namanya adalah Cirri).

Paramecium caudatum hidup bebas di air tawar sebagai pemangsa bakteri.

Balantidium coli

Balantidium coli, adalah contoh Ciliata yang bersifat parasit pada usus besar hewan ternak khususnya Ruminansia. Balantidium coli dapat juga ditemukan pada usus besar manusia.

Balantidium coli dapat menyebabkan diare balantidiasis.

Stentor roeseli

Stentor roeseli, adalah salah satu contoh Ciliata yang berbentu terompet, dengan barisan silia yang rapat di sekeliling mulutnya (cirri), memiliki tangkai yang melekat pada suatu tempat (substrat).

Stentor roeseli hidup di air sawah atau air yang menggenang yang banyak mengandung bahan organik.

Didinium

Didinium, adalah salah satu contoh Ciliata yang merupakan predator uniseluler yang hidup di perairan.

Kenapa dinamakan Predator? Hal tersebut karena Didinium dapat memangsa Protozoa lain khususnya Paramecium. Hal ini tentu sangatlah wajar dalam dunia hewan, contohnya saja Singa yang memangsa Sapi dan kawan kawannya.

Vorticella

Vorticella, adalah salah satu contoh Ciliata yang juga mempunyai bentuk unik yaitu lonceng dengan tangkai yang panjang berbentuk lurus atau spiral.

Pada corong mulut Vorticella terdapat silia. Vorticella, sama halnya dengan Stentor, memiliki tangkai untuk melekat pada suatu tempat atau substrat yang cocok.

Stylonychia

Stylonychia, adalah salah satu contoh Ciliata yang mempunyai jumlah silia yang terbilang jauh lebih sedikit dibanding kebanyakan anggota Ciliata.

Walaupun begitu, Stylonychia ini tidak boleh diremehkan. Stylonychia dapat bergerak lebih cepat dibandingkan Paramecium dan juga dapat berputar pada suatu tempat.

Teman teman kemungkinan besar dapat menemukan Stylonychia pada permukaan daun yang terendam air, misalnya daun yang terendam di air got ataupun pemantang sawah.

Rhizopoda

Setelah membahas tentang Ciliata, kita masuk pada kelompok kedua dari Sporozoa yaitu Rhizopoda.

Pengertian Rhizopoda

Pengertian Rhizopoda

Dinamakan Rhizopoda dengan dasar kata Yunani yaitu Rhizo berarti akar dan pod berarti kaki.

Jadi, pengertian Rhizopoda adalah organisme protozoa yang bergerak menggunakan kaki semu atau pseudopodia. Nama lain Rhizopoda adalah Sarcodina.

Pengertian pseudopodia sendiri adalah penjuluran sitoplasma oleh mikrotubulus dan mikrofilen yang membantu perpindahan tubuh Rhizopoda.

Ketika Rhizopoda bergerak, pseudopodia akan dijulurkan dan ujungnya akan mengait. Selanjutnya, sitoplasma atau tubuh akan mengalir ke arah kaitan pseudopodia.

Pseudopodia tersebut dapat mempunyai ujung yang tebal membulat, dan ada pula yang tipis.

Khusus pada Rhizopoda yang bercangkang seperti Foraminifera atau Globigerina, pseudopodia keluar dari lubang yang ada pada cangkang.

Ukuran cangkang tersebut sekitar 0,5 mm. Cangkang tersebut dapat berupa campuran dan kalsium karbonat/silika.

Reproduksi Rhizopoda

Reproduksi Rhizopoda

Hingga saat ini hanya satu jenis reproduksi yang Rhizopoda miliki yaitu reproduksi secara aseksual. Untuk reproduksi seksual, hingga saat ini belum ada informasi yang cukup.

Reproduksi Rhizopoda sendiri diketahui dengan pembelahan sel. Pembelahan sel tersebut mempunyai kemiripan dengan mitosis. Maksudnya berbeda dengan pembelahan biner yang ada pada Ciliata.

Rhizopoda juga berbeda dengan Ciliata dari segi tidak adanya makronukleus dan mikronukleus.

Pembelahan mitosis Rhizopoda juga terbilang kurang jelas. Misalnya, ketika terbentuk benang benang spindel, membran inti tidak pernah menghilang selama proses pembelahannya. Hal ini jelas berbeda dengan mitosis pada sel hewan multiseluler.

Pembelahan Sel Rhizopoda

Pembelahan sel pada Rhizopoda diawali dengan adanya pembelahan inti, kemudian membran plasma melekuk ke arah dalam hingga terbentuk dua sel anakan.

Habitat Rhizopoda

Habitat Rhizopoda

Selanjutnya kita belajar tentang habitat Rhizopoda. Mayoritas Rhizopoda hidup bebas di alam. Walaupun pada ada juga yang mampu dan hidup di dalam tubuh hewan ataupun manusia.

Rhizopoda yang hidup bebas di alam dapat kita temukan pada daerah perairan ataupun pada tanah yang basah. Contoh pada air tawar, air got.

Selain itu, diketahui bahwa beberapa Rhizopoda memiliki mekanisme perlindungan diri dari lingkungan yang buruk. Contohnya pada Amoeba mampu membentuk sista.

Rhizopoda ada juga yang bersifat parasit atau parasitik yang dapat menyebabkan penyakit pada tubuh inangnya.

Contoh Rhizopoda

Contoh Rhizopoda

Berikut beberapa contoh Rhizopoda yang kita tidak sadari ada disekitar kita dan bahkan ada Rhizopoda yang menyebabkan penyakit pada tubuh kita. Berikut contohnya.

Amoeba proteus, hidup di tanah basah dan tidak memiliki cangkang (telanjang).

Entamoeba gingivalis, hidup pada gusi dan gigi manusia dengan memakan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi dan dapat menyebabkan kerusakan gigi dan radang gusi.

Entamoeba coli, hidup di usus besar (kolon), tidak bersifat parasit, tetapi kadang-kadang menyebabkan diare.

Entamoeba histolytica, hidup parasit di usus manusia dan menyebabkan penyakit disentri. Organisme ini menyebar melalui makanan, air minum, dan peralatan makan yang terkontaminasi protozoa tersebut dalam bentuk sista maupun dalam bentuk sel aktif.

Difflugia, hidup di air tawar, mengeluarkan lendir yang menyebabkan butir-butir pasir halus dapat melekat.

Arcella, hidup di air tawar. Cangkang Arcella tersusun dari zat kitin atau fosfoprotein. Cangkang tubuh bagian atas berbentuk kubah, sedangkan bagian bawah berbentuk cekung dengan lubang-lubang sebagai tempat keluarnya pseudopodia.

Foraminifera, memiliki cangkang dari bahan organik dan kalsium karbonat yang keras. Foraminifera hidup di tumpukan pasir atau melekat pada plankton, ganggang, dan batuan. Pseudopodia berupa untaian sitoplasma yang berfungsi untuk berenang, menangkap mangsa, dan membentuk cangkir. Sekitar 90% Foraminifera telah menjadi fosil, cangkangnya merupakan komponen sedimen lautan. Fosil Foraminifera digunakan sebagai marker (penanda) umur batuan sedini dan petunjuk dalam pencarian sumber minyak bumi. Contoh Foraminifera adalah Globigerina.

Radiolaria, hidup di laut, cangkang serupa gelas, dengan bentuk yang berbeda-beda pada setiap spesies. Radiolaria yang telah mati akan mengendap di dasar perairan menjadi lumpur radiolaria. Lumpur radiolaria dimanfaatkan sebagai bahan alat penggosok dan bahan peledak. Contohnya Collosphaera dan Acanthometron.

Heliozoa, hidup di air tawar. Anehnya pada Heliozoa, pseudopodia nya kaku. Cangkang seperti kaca dan mengandung kitin atau silika.

Flagellata (Mastigophora)

Oke, setelah belajar tentang Ciliata dan Rhizopoda, kali ini kita akan belajar tentang Flagellata atau Mastigophora.

Pengertian Flagellata

Pengertian Flagellata

Flagellata adalah salah satu kelompok Protozoa yang dinamakan Flagellata karena mempunyai bulu cambuk atau flagella.

Pengertian Flagellata adalah organisme protista yang mempunyai flagela untuk bergerak.

Flagellata sendiri mempunyai nama lain yang lebih formal yaitu Dinoflagellata atau Choanoflagellata.

Kelompok protozoa ini terbilang unik karena anggotanya terdapat dua jenis. Pertama adalah flagellata heterotrof dan kedua adalah Flagellata fotosintetik.

Penelitian menunjukkan bahwa Flagellata heterotrof atau zooflagellata adalah bentuk peralihan antara organisme prokariotik dan organisme eukariotik. Untuk alasannya nanti akan saya jelaskan.

Bentuk dan Struktur tubuh Flagellata

Bentuk dan struktur tubuh Flagellata

Struktur tubuh dan Bentuk tubuh Flagellata sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda dengan kelompok lain seperti Ciliata dan Rhizopoda.

Perbedaan yang paling menonjol hanyalah pada flagellata yang dimiliki pada kelompok ini.

Selain itu, terdapat juga pelikel yang memberi bentuk dan mengokohkan bentuk tubuh Flagellata.

Akibat adanya flagellata yang melingkari sel sehingga membentuk membran menyebabkan Flagellata mempunyai 3-4 membran bergelombang

Basically, tubuh Flagellata berbentuk oval memanjang (oval shape), melengkung langsing (mirip bulan sabit), atau pipih panjang seperti daun (leaf-shaped).

Flagela pada Flagellata dapat berada pada bagian tubuh depan ataupun belakang. Flagela yang berada di bagian tubuh depan (anterior) atau belakang (posterior) yang berfungsi untuk menarik atau mendorong tubuhnya sehingga terjadi pergerakan.

Jumlah flagela pada Flagellata ada yang hanya satu, namun ada pula yang berjumlah dua, tiga, atau lebih.

Misalnya, Trypanosoma gambiense mempunyai satu flagela, sedangkan Trichomonas mempunyai flagela berjumlah tiga atau lebih. Flagela berdiameter 0,25 mikrometer dan berukuran lebih panjang daripada silia, yaitu 10 – 200 mikrometer.

Flagela merupakan mikrotubula yang diselimuti oleh membran. Flagela bergerak seperti gerakan ombak yang menghasilkan gaya searah dengan sumbu flagela.

Mitokondria Flagellata

Ini juga yang unik dari kelompok Flagellata atau Dinoflagellata.

Berbeda halnya dengan kelompok lain seperti Ciliata dan Rhizopoda, Flagellata mempunyai anggota atau spesies yang tidak mempunyai mitokondria.

Hal ini tentu saja sangat bertentangan dengan pengetahuan kita perihal sel eukariotik. Inilah keajaiban dan kekuasaan Pencipta.

Contoh Flagellata yang tidak mempunyai mitokondiria adalah Giardia lamblia. Sedangkan contoh Flagellata yang mempunyai mitokondria, yaitu Trypanosoma sp.

Untuk contoh Trypanosoma sp., selain mempunyai mitokondria, juga mempunyai organel khusus yaitu KINETOPLAS. Fungsi KINETOPLAS adalah menyimpan menyimpan DNA ekstranukleus.

Informasi tambahan: Flagellata tidak mempunyai kemampuan untuk membentuk kista.

Cara Hidup Flagellata

Cara hidup Flagellata

Cara hidup Flagellata pada dasarnya adalah sebagai parasit dalam tubuh manusia ataupun dalam tubuh hewan hewan lainnya khususnya vertebrata.

Sebagai contoh Trypanosoma sp. yang membutuhkan lalat Tsetse sebagai vektor atau perantara untuk masuk ke dalam tubuh inang.

Walaupun begitu, ada juga sebagian yang bersimbiosis mutualisme dengan tubuh hewan lain. Ada pula yang hidup bebas di air tawar maupun air laut dan bertindak sebagai PLANKTON.

Reproduksi Flagellata

Reproduksi Flagellata

Setelah kita belajar tentang cara hidup Flagellata, kita masuk ke bagian Reproduksi Flagellata.

Flagellata utamanya bereproduksi dengan cara aseksual yaitu dengan pembelahan biner dengan arah membujur. Sebagian kecil Flagellata juga diketahui dapat melakukan reproduksi seksual dengan cara mirip dengan konjugasi.

Reproduksi Flagellata secara aseksual dengan pembelahan biner dilakukan dari satu sel menghasilkan dua sel dan selanjutnya dari dua menjadi 4, dan begitu seterusnya.

Flagela atau alat geraknya sendiri tidak ikut membelah atau tidak terbentuk ketika proses pembelahan. Nanti ketika telah dihasilkan anakan, flagela akan terbentuk pada masing masing anakan.

Berikut adalah Siklus hidup Trypanosoma brucei gambiense:

  1. Lalat tsetse Glossina palpalis yang membawa Trypanosoma menggigit (menusuk) manusia. Trypanosoma yang dari lalat tersebut kemudian beredar dalam jaringan darah.
  2. Selanjutnya Trypanosoma hidup dan bereproduksi dengan cara pembelahan biner memanjang di dalam jaringan darah manusia, getah bening, limpa. Perkembangan Trypanosoma memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk merusak saraf manusia.
    Penderita akan mengalami demam, nyeri otot dan sendi, tidak dapat berjalan, tidak dapat berbicara, dan banyak tidur di siang hari tetapi tidak dapat tidur (insomnia) di malam hari.
    Penderita lama kelamaan makin sulit untuk dibangunkan. Hingga pada akhirnya ajal menjemput. Tertidur untuk selamanya.
  3. Penyebaran kepada orang lain dapat terus terjadi bila lalat tsetse menggigit serta mengisap darah penderita, selanjutnya menularkannya kepada orang lain.
  4. Trypanosoma hidup di dalam saluran pencernaan lalat tsetse selama 20 – 30 hari. Trypanosoma infektif akhirnya menetap di kelenjar air liur lalat tsetse. Kemungkinan untuk anda bertemu lalat Tsetse saat berpergian ke Afrika Barat dan Tengah dan mengunjugi tepi Sungai sangat tinggi. Anda sebaiknya berhati hati tinggal di dekat sungai karena lalat ini mampu terbang sejauh 4,8 km dan biasanya menggigit di siang hari.
Contoh Flagellata

Contoh Flagellata

Dibawah ini adalah contoh flagellata dan penyakit yang ditimbulkannya. Lengkap dengan keterangan vektor atau perantarannya.

1) Trypanosoma brucei gambiense merupakan hemoflagellata (Flagellata yang hidup di darah), penyebab penyakit tidur pada manusia di Afrika bagian barat dan tengah. Trypanosoma brucei gambiense disebarkan oleh hewan perantara (vektor lalat tsetse Glossina palpalis).

2)Trypanosoma brucei rhodesiense, juga merupakan penyebab penyakit tidur dengan hewan perantara lalat tsetse Glossina morsitans.

3) Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit chagas (disebut juga American trypanosomiasis) di Amerika Latin. Gejala penyakit chagas, antara lain pembengkakan kelenjar air mata, demam gangguan limpa, hati, jantung, dan gangguan sistem saraf yang dapat menyebabkan kematian.

4) Trypanosoma evansi, penyebab penyakit surra pada hewan ternak (kuda, keledai, unta) di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Penyakit surra disebarkan oleh vektor lalat penghisap darah genus Tabanus. Penyakit surra di Amerika ditularkan melalui vektor kelelawar vampir (Desmodus). Gejala penyakit surra (simptons) pada hewan ternak, yaitu demam, tubuh lemah dan kurus. Penyakit surra dapat menyebabkan kematian.

5) Trypanosoma lewisi, parasit pada tikus dengan vektor kutu tikus.

6) Trichomonas vaginalis, parasit pada v4g1na wanita dan menyebabkan penyakit keputihan.

7) Leishmania donovani, penyebab penyakit kala-azar pada manusia di banyak negara termasuk Nepal, Mesir, Banglades, India, Brasil, Amerika Selatan, dan Sudan. Gejala penyakit kala-azar, antara lain demam berulang (mirip malaria) serta limpa dan hati membengkak.

8) Leishmania tropica dan Leishmania brasiliensis, penyebab penyakit leishmaniasis yang menyerang kelenjar lendir hidung dan tenggorokan serta kulit.

9) Trichonympha campanula , hidup bersimbiosis mutualisme di usus rayap dan membantu rayap untuk mencerna kayu.

10) Giardia lamblia, menginfeksi usus manusia dan menyebabkan diare yang hebat dan kejang usus (giardiasis). Penyebarannya melalui air minum yang terkontaminasi oleh feses penderita.

Sporozoa (Apicomplexa)

Kita masuk kebagian terakhir dari kelompok Protozoa yaitu Sporozoa atau Apicomplexa. Ayo semangat belajar yah.

Pengertian Sporozoa

Pengertian Sporozoa (Apicomplexa)

Secara etimologi, sporozoa berasal dari kata Yunani yaitu Spora yang berarti biji dan zoa yang berarti hewan.

Keunikan utama sporozoa adalah tidak mempunyai alat gerak dan mempunyai bentuk seperti spora dalam salah satu tahap dalam siklus hidupnya.

Sel Sporozoa yang infektif dan berukuran kecil disebut sporozoit.

Jadi pengertian Sporozoa adalah:

Organisme protista yang tidak mempunyai alat gerak dan membentuk spora dalam siklus hidupnya.

Keunikan lain dari Sporozoa adalah pada salah satu ujung selnya terdapat organel organel khusus yang kompleks. Fungsi organel tersebut untuk menembus sel dan jaringan tubuh inang.

Bentuk dan Struktur Tubuh Sporozoa

Bentuk dan struktur tubuh Sporozoa

Yosh, sekarang kita masuk ke bagian bentuk dan struktur tubuh Sporozoa. Tadi kita sudah bahas pengertian Sporozoa.

Umumnya, tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval. akan tetapi mampu berpindah dari suatu jaringan tubuh inang ke jaringan lainnya menggunakan cairan tubuh inang contohnya aliran darah tubuh inang.

Struktur internal tubuh Sporozoa atau sel Sporozoa mempunyai perbedaan yang cukup kentara.

Nukleus atau inti sel Sporozoa hanya satu dan tidak mempunyai vakuola kontraktil.

Kelebihan Sporozoa adalah mampu membentuk sista dengan dinding yang tebal ketika berada pada usus vektor atau hewan perantara.

Keunikan dan struktur yang aneh dari sporozoa adalah adanya perubahan protein protein pada permukaan sel sporozoa ketika berada pada jaringan hati dan darah manusia.

Hal ini membuat tubuh kita kesulitan dalam melawan infeksi dari sporozoa. Hal ini juga menjadi sebuah tantangan bagi peneliti dalam membuat vaksin khususnya vaksin malaria.

Cara Hidup Sporozoa

Cara hidup Sporozoa

Seluruh Sporozoa hidup sebagai parasit di tubuh manusia dan hewan lainnya, misalnya burung, reptil, dan rodentia (hewan pengerat).

Sporozoa masuk ke dalam tubuh inang dan ditularkan melalui hewan perantara. Contohnya Plasmodium sp. penyebab penyakit malaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, kemudian hidup di dalam jaringan darah dan hati manusia.

Nyamuk Anopheles jantan bukan penyebar penyakit malaria karena nyamuk jantan tidak mengisap darah mamalia melainkan mengisap cairan tumbuhan.

Cara Hidup Sporozoa

Reproduksi Sporozoa

Setelah membahas dan belajar tentang cara hidup sporozoa dan bentuk tubuh serta struktur sporozoa, kita masuk ke bagian reproduksi Sporozoa.

Sporozoa mampu melakukan dua jenis reproduksi baik aseksual maupun seksual. Pembelahan aseksual dengan pembelahan biner. Reproduksi seksual dengan cara peleburan gamet jantan dan betina.

Kedua cara reproduksi Sporozoa ini memberikan siklus hidup yang rumit dan membuat sporozoa mengalami beberapa perubahan bentuk mulai dari tubuh hewan perantara (vektor) hingga di tubuh inang khususnya manusia.

Berikut akan diuraikan pergiliran reproduksi aseksual dan seksual dalam siklus hidup Plasmodium sp.

Siklus Hidup Plasmodium sp.

Siklus hidup Plasmodium sp.

1) Nyamuk Anopheles betina (female Anopheles ) yang mengandung sporozoit Plasmodium sp. menusuk manusia, dan meninggalkan sporozoit di dalam jaringan darah manusia.

2) Menggunakan aliran darah tersebut, sporozoit masuk ke jaringan hati (liver). Sporozoit bereproduksi secara aseksual (pembelahan biner) beberapa kali, dan tumbuh menjadi merozoit.

3) Merozoit menggunakan kompleks apeks (ujung sel) untuk menembus sel darah merah (eritrosit) penderita.

4) Merozoit tumbuh dan melakukan reproduksi aseksual (pembelahan biner) secara berulang-ulang (repeatedly) sehingga terdapat banyak merozoit baru. Merozoit baru ini disebut juga tropozoit. Tropozoit keluar setelah memecah sel darah merah (eritrosit) dan menginfeksi sel darah merah (eritrosit) lainnya, secara berulang-ulang dengan interval 48 – 72 jam (tergantung pada spesiesnya). Akibatnya penderita mengalami demam dan menggigil secara berkala.

5) Di dalam jaringan darah, beberapa merozoit membelah dan membentuk gametosit betina (makrogametosit) dan gametosit jantan (mikrogametosit).

6) Bila nyamuk Anopheles betina lainnya menggigit dan mengisap darah penderita, maka mikrogametosit maupun makrogametosit berpindah dan masuk ke dalam saluran pencernaan nyamuk.

7) Di dalam saluran pencernaan nyamuk, makrogametosit tumbuh menjadi makrogamet, dan mikrogametosit tumbuh menjadi mikrogamet.

8) Makrogamet dan mikrogamet mengalami fertilisasi sehingga terbentuk zigot diploid (2n) yang disebut juga ookinet. Peristiwa ini merupakan reproduksi secara seksual.

9) Ookinet masuk ke dalam dinding usus nyamuk membentuk oosista yang berdinding tebal. Di dalam oosista berkembang ribuan sporozoit.

10) Sporozoit keluar dari dinding usus dan berpindah ke kelenjar ludah nyamuk. Sporozoit akan mengalami siklus yang sama saat nyamuk menginfeksi orang sehat lainnya.

Contoh Sporozoa

Contoh Sporozoa

Dibawah ini ada beberapa contoh spesies Sporozoa yang menyebabkan penyakit pada manusia lengkap dengan vektor atau hewan perantaranya. Semangat belajar yah.

1) Plasmodium sp.

Teman teman pasti sudah tidak asing lagi dengan Plasmodium sp. Salah satu spesiesnya merupakan penyebab penyakit malaria. Ronald Ross pada tahun 1898 menemukan bahwa Plasmodium ada dalam perut nyamuk. Penemuan tersebut membuatnya memenangkan hadiah Novel (Nobel Prize) dalam bidang kesehatan.

Beberapa tahun setelahnya tepatnya pada tahun 1902, Giovanni Batistta Grassi menemukan bahwa hanya nyamuk Anopheles betina saja yang menularkan penyakit malaria ini. Hingga saat ini, ditemukan lebih dari 175 spesies Plasmodium. Berikut diantaranya:

  1. Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropika. Gejala yang ditunjukkan yaitu timbul demam tidak menentu. Penyakit ini berpotensi menyebabkan kematian.
  2. Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana. Malaria tertiana banyak ditemukan di Papua New Guinea. Plasmodium vivax dapat tetap dorman hingga bertahun-tahun di jaringan hati sehingga memungkinkan penyakit tersebut dapat kambuh kembali. Gejala demam timbul pada hari ke-3 dan berlangsung secara periodik setiap 48 jam.
  3. Plasmodium ovale, penyebab malaria dengan gejala mirip malaria tertiana.
  4. Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana. Gejala demam timbul pada hari ke-4 dan berlangsung secara periodik setiap 72 jam.

2) Toxoplasma gondii

Toxoplasma gondii penyebab toksoplasmosis. Janin yang ada dalam perut Ibu hamil dapat mengalami cacat dan bahkan kematian ketika Ibu Hamil tersebut terjangkit Toksoplasmosis.

Keyword

Spoiler title

struktur tubuh sporozoa dan fungsinya
apa 4 jenis plasmodium
fungsi conoid sporozoa
sporozoa alat gerak
gambar rhizopoda
reproduksi flagellata
habitat flagellata
cara hidup rhizopoda
contoh protista mirip tumbuhan
habitat protista mirip jamur
reproduksi protista mirip tumbuhan
habitat ciliata
alat gerak sporozoa
bentuk ciliata
peranan rhizopoda
ciliata bergerak dengan
ciri ciliata
rhizopoda
protozoa
cara hidup protozoa
struktur tubuh protozoa dan fungsinya
reproduksi protozoa
apakah protozoa penyebab kudis
struktur sporozoa
manfaat protozoa
struktur tubuh sporozoa dan fungsinya
apa 4 jenis plasmodium
fungsi conoid sporozoa
sporozoa alat gerak
gambar rhizopoda
reproduksi flagellata
habitat flagellata
cara hidup rhizopoda
contoh protista mirip tumbuhan
habitat protista mirip jamur
reproduksi protista mirip tumbuhan
habitat ciliata
alat gerak sporozoa
bentuk ciliata
peranan rhizopoda
ciliata bergerak dengan
ciri ciliata
rhizopoda
protozoa
cara hidup protozoa
struktur tubuh protozoa dan fungsinya
reproduksi protozoa
apakah protozoa penyebab kudis
struktur sporozoa

- Advertisiment -

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Exit mobile version