Assalamualaikum warahmatullahi wabakaratuh, kali ini kita akan belajar tentang ekosistem air laut.
Pengertian
Kita ketahui bahwa pengertian ekosistem adalah hubungan timbal balik antara kumpulan makhluk hidup dengan lingkungannya. Untuk lebih detailnya silahkan di baca pada artikel pengertian ekosistem.
Pada materi kali ini, kita bahas yang lebih spesifik, yaitu ekosistem air laut. Kita ketahui bahwa bumi terdiri atas daratan dan perairan. Wilayah atau ekosistem terluas adalah laut itu sendiri. Hal ini dapat kalian perhatikan pada Peta Dunia.
Bahkan Ekosistem laut itu menurut NOAA, sebuah badan laut Amerika, telah mengukur bahwa lautan dunia itu seluas 361 juta km2 dan mencakup 71 % permukaan Bumi.
Ekosistem laut merupakan salah satu sumber dan tempat kehidupan utama di Bumi. Hingga saat ini, telah ditemukan lebih dari 230 ribu spesies, dan masih akan terus bertambah.
Pengertian ekosistem laut sendiri adalah ekosistem yang mempunyai komponen abiotik utama yaitu air yang salinitasnya tinggi.
Ciri Ciri
Agar kita mampu untuk memahami lebih banyak tentang apa itu ekosistem laut, ada baiknya kita mengetahui ciri ciri ekosistem laut itu sendiri.
Ciri ciri abiotik
Berikut ciri ciri abiotik ekosistem laut:
- Mengandung air yang salinitasnya tinggi.
- Sulit untuk dipengaruhi iklim dan cuaca
- Sebagian besar saling saling berhubungan dengan laut lainnya.
- Mempunyai perbedaan suhu yang bervariasi antara permukaan hingga dasar
- Adanya arus laut yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
- Cahaya matahari yang cukup banyak akibat sangat kurangnya hambatan/penghalang
- Banyaknya mineral dan zat kimia yang terlarut di dalam laut
- Substrat bervariasi mulai dari pasir hingga bebatuan
- Pada beberapa titik terdapat gunung berapi bawah laut, terbesar disebut Tamu Massif.
- Tekanan yang bervariasi setiap kedalam 10 meter yang bertambah 1 atm.
Ciri Ciri Biotik
Berikut ciri ciri biotik ekosistem laut atau komponen biotiknya:
- Ikan dengan berbagai ukuran
- Mamalia laut seperti Paus
- Hewan terbesar yang ada di Bumi saat ini ada di laut yaitu Paus Biru
- Algae multiseluler dan uniseluler
- Bakteri dan mikrorganisme lain
- Lamun dan beberapa tumbuhan tingkat tinggi.
- Virus
- Arthropoda termasuk serangga dan juga Crustacea
- Invertebrata dan vertebrata lainnya
- Mayoritas makhluk di laut mampu beradaptasi dengan kondisi salinitas tinggi.
Interaksi antara kedua komponen diatas, disebutlah sebagai ekosistem laut.
Pembagian Zona
Zona pada ekosistem laut dapat dibagi menjadi dua, yang pertama berdasarkan intensitas cahaya matahari yang menembus pada tubuh air, dan yang kedua berdasarkan jarak antara daratan/pesisir dan kedalaman.
Zona Berdasarkan Intensitas Cahaya
Sama halnya dengan ekosistem air tawar, zona pada ekosistem laut juga dapat terbagi menjadi beberapa zona. Berikut pembagian ekosistem air laut berdasarkan intensitas cahaya:
- Zona fotik yang merupakan areal atau daerah pada ekosistem air laut yang masih mampu ditembus oleh matahari, dan masih dapat digunakan untuk fotosintesis. Umumnya, zona fotik berada pada kedalaman kurang dari 200 meter.
- Zona twilight atau zona remang remang. Sesuai namanya, zona ini cahaya masih ada yang menembus namun sebatas remang remang saja. Tidak mampu digunakan untuk melihat secara jelas apalagi untuk berfotosintesis. Pada umumnya pada kedalaman 200-2000 meter.
- Zona Afotik, atau zona tanpa cahaya, sesuai namanya, zona ini adalah zona di air laut dimana tidak ada lagi cahaya matahari yang tembus, sehingga sangat gelap. Umumnya berada pada kedalaman lebih dari 2000 meter.
Ketiga zona diatas dapat lagi dibagi berdasarkan kebutuhan spesifik, contohnya, zona fotik kita dapat lagi membaginya berdasarkan nilai lux atau tingkat intensitasnya.
Kita perlu mengetahui pembagian diatas untuk memperkirakan jenis makhluk hidup yang berada pada daerah atau zona tersebut.
Sebagai contoh, fitoplankton yang membutuhkan cahaya untuk fotosintesis seperti alga hijau, tentu akan berada pada zona fotik. Tentu, ketika ada fitoplankton yang terdampar ke zona twilight ataupun afotik, kemungkinannya untuk hidup pasti akan sangat rendah.
Contoh lain, pada zona afotik, karena tidak ada cahaya yang dapat tembus, atau menurut peneliti mengatakan kurang dari 1 persen cahaya yang masuk, kita bisa beranggapan bahwa tidak sedikit hewan di zona afotik yang tidak mempunyai mata seperti mata hewan di zona fotik. Hal tersebut tentu karena tidak dibutuhkan mata untuk mencari mangsa pada zona tersebut. Cek artikel tentang ikan buta.
Zona Berdasarkan Kedalaman dan jarak
Pembagian zona selanjutnya tidak berdasarkan intensitas cahaya yang dapat masuk atau tembus, walaupun memang memiliki hubungan yang kuat.
- Zona litoral atau zona pasang surut yang merupakan zona terdekat dari daratan pada ekosistem laut. Pada saat pasang, zona ini akan dipenuhi air laut, pada saat surut, zona ini seperti daratan. Zona ini banyak dihuni makhluk seperti bintang laut, babi laut, lamun, udang, kepiting dan banyak lagi.
- Zona neritik adalah zona dengan kedalam kurang dari 200 meter. Zona ini disebut juga sebagai zona laut dangkal. Karena kurang dari 200 meter, zona ini masih dalam zona fotik
- Zona batial adalah zona yang mempunyai kedalaman antara 200-2000 meter. Karena lebih dari 200 meter, zona ini masuk dalam zona twilight atau zona remang remang. Zona ini banyak diisi oleh nekton seperti ikan, dan sangat kurang atau hampir tidak ada produsen atau fitoplankton pada daerah ini (kalau ada, akibat terdesak atau terbawa)
- Zona abisal adalah zona yang terdalam, lebih dari 2000 meter. Pada daerah ini, cahaya sangat kurang, hampir tidak ada. Zona ini banyak ditempati oleh hewan predator, detritivor dan pengurai.
Pada pembagian lain ada yang lebih detail, dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Macam Macam Ekosistem Laut
Ada beberapa macam ekosistem laut yang mempunyai perbedaan tersendiri yang membuatnya dibedakan. Berikut macam macam ekosistem air laut.
1# Ekosistem laut dalam
Ekosistem laut dalam adalah ekosistem yang terdapat di laut dalam.
Ciri ciri ekosistem laut dalam adalah:
- Gelap, hampir tidak ada cahaya yang tembus
- Produsen yang mampu berfotosintesis tidak ada
- Banyak ditemukan predator
- Ditemukan ikan atau makhluk hidup yang dapat bercahaya (Bioluminescence)
- Tingkat nutrisi cukup tinggi akibat banyaknya makanan yang turun kebawah.
Makanan yang berada di lautan, biasanya akan turun dan mengendap ke dasar lautan. Makanan tersebut dapat berupa sisa sisa organisme yang mati.
2# Ekosistem terumbu karang
Ekosistem terumbu karang adalah salah satu contoh ekosistem laut yang berada pada lautan dangkal. Ekosistem ini didominasi oleh penampakan terumbu karang. Di Indonesia, ada wisata terumbu karang yang sudah mendunia yaitu Taman Nasional Bawah Laut Bunaken.
Pada terumbu karang, banyak ditemukan ikan ikan yang berukuran kecil dan sedang, serta bintang laut, ganggang yang melekat ataupun mengapung, banyak spesies mollusca.
Terumbu karang sendiri juga merupakan hewan invertebrata yaitu Coelenterata (Cnidari) dan Spons (Porifera).
Salah satu daya tarik ekosistem laut bagi manusia adalah ekosistem terumbu karang.
3# Ekosistem Estuari
Ekosistem estuari adalah ekosistem yang terbentuk akibat pertemuan ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Jadi kita sudah dapat pastikan bahwa salinitas atau kadar garam ekosistem estuari lebih rendah di bandingkan air laut.
Kadar garam atau salinitas ekosistem estuari sendiri berkisar antara 5 ppm hingga 25 ppm. Ini jauh lebih rendah dibandingkan kadar garam air laut yang berkisar antara 30 ppm hingga 50 ppm (alamiah).
Dikarenakan keunikan pertemuan dua ekosistem ini, ekosistem estuari dapat terbagi menjadi dua ekosistem yaitu:
- Ekosistem padang lamun, yang dihuni banyak lamun atau seagrass yang merupakan tumbuhan tingkat tinggi. Bentuknya mirip rumput walaupun lebih panjang dan helainya lebih lebar dibandingkan rumput lapangan. Mungkin akan lebih mirip dengan rumput gajah.
Istilah rumput laut sesungguhnya lebih bisa dialamatkan pada organisme lamun dibandingkan alga. Oleh karena itu, bahasa inggris untuk lamun disebut seagrass, sedangkan untuk alga disebut seaweed.
Pada ekosistem lamun, banyak hidup organisme duyung Dugong dugon, bulu babi Tripneustes gratilla, kepiting renang Portunus pelagicus, udang dan penyu. - Ekosistem Hutan mangrove merupakan tipe ekosistem estuari yang terdapat di daerah tropis dan subtropis. Dinamai seperti ini karena terdapat dominasi tumbuhan mangrove seperti tumbuhan Bakau Rhizopora sp, kayu api Avicennia sp., dan bogem Bruguiera sp..
Tumbuhan pada hutan mangrove mempunyai akar yang termodifikasi khusus sehingga mampu menahan ombak pantai. Ada akarnya yang termodifikasi untuk dapat bernafas mengambil oksigen, yang disebut sebagai akar nafas.
Selain itu, buah tumbuhan bakau juga mempunyai biji vivipar, model biji yang sudah terlebih dahulu berkecambah dan berakar panjang saat masih dalam buah. Dengan begitu, dapat langsung tumbuh di tanah / pasir berlumpur.
4# Ekosistem Pantai Pasir
Macam ekosistem laut selanjutnya adalah ekosistem pantai pasir. Ekosistem ini berbeda dengan ekosistem mangrove karena hanya pada pesisir saja, sedangkan ekosistem mangrove itu ada pada daerah tergenang air yang salinitasnya lebih sedikit.
Ekosistem pantai pasir terdiri atas hamparan pasir yang selalu terkena deburan ombak air laut. Ciri khas ekosistem pantai pasir adalah ada pada daerah pesisir yang terkena ombak serta angin yang kuat dengan paparan sinar matahari yang tinggi.
Dalam ekologi, ekosistem pantai pasir dikenal mempunyai dua formasi yang berdasarkan jenis tumbuhan yang hidup, yaitu:
- Formasi pes-caprae
- Formasi barringtonia
Formasi pes-caprae di dominasi oleh tumbuhan berbatang lunak, dan berbiji (terna). Contoh tumbuhan yang ada pada formasi pes-caprae yaitu Ipomoea pes-caprae, Vigna marina, dan Spinifex littoreus.
Sedangkan formasi barringtonia adalah formasi pada ekosistem pantai pasir yang di dominasi oleh tumbuhan perdu dan pohon. Contoh tumbuhan yang ada pada formasi barringtonia seperti Barringtonia asiatica, Hibiscus tiliaceus, Terminallia catappa, dan Hernandia.
Ekosistem pantai pasir di Indonesia dapat banyak kita temui di Bali, Lombok, Papua Bengkulu, Bantul, dan Bira (Bulukumba), dan banyak lagi di Indonesia. Biasanya ekosistem pantai pasir akan sangat menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
5# Ekosistem Pantai Batu
Selanjutnya pada ekosistem air laut, kita kenal ada ekosistem pantai batu. Sesuai namanya, ini adalah macam atau tipe ekosistem laut yang berisikan banyak bebatuan baik kecil maupun bongkahan besar.
Pada dasarnya ini masih terletak pada daerah laut yang masih dangkal, dan disekitarnya terdapat banyak batu, yang pastinya terjadi erosi terus menerus akibat ombak. Pada bebatuan tersebut banyak juga makhluk hidup yang berperan sebagai perifiton (melekat pada substrat).
Contoh makhluk hidup pada ekosistem pantai batu seperti ganggang cokelat, ganggang merah, siput, kerang kerangan, kepiting, dan burung yang menggunakan bebatuan tersebut sebagai tempat hidup ataupun bertengger.
Ekosistem pantai batu juga banyak di Indonesia, salah satunya dapat ditemukan pada daerah pantai di pantai selatan Jawa, pantai barat Sumatera, Bali, Maluku dan Nusa Tenggara.
Manfaat Ekosistem Air Laut
Ada banyak manfaat ekosistem air laut, khususnya bagi kehidupan manusia. Mulai dari:
- sebagai sumber makanan,
- sumber air bersih (melalui metode desalinisasi),
- sebagai sumber bahan bangunan dan material konstruksi,
- sebagai sumber minyak, dapat dari minyak bawah laut dan juga dari ikan dan paus
- sebagai sumber garam (menggunakan air laut yang diendapkan untuk membuat kristal garam)
- sebagai sumber bahan obat obatan
- sebagai sumber bahan kosmetik dan ramuan kesehatan
- sebagai sumber material kimia, contohnya pasir silika yang berguna sebagai bahan baku kaca
Dan banyak lagi manfaat ekosistem air laut untuk manusia. Untuk lingkungan sekitar dan bumi ini sendiri, ekosistem air laut bermanfaat dalam:
- Siklus karbon dunia
- Siklus hidrologi, contohnya hujan
- stabilisator suhu sehingga suhu bumi tidak terlalu dingin, dan juga tidak terlalu panas.
- Tempat dihasilkannya oksigen, hasil kerja fitoplankton.
- Pelarut dan pengurai berbagai bahan kimia, limbah kimia serta limbah organik
- Sangat penting dan erat hubungannya dengan ekosistem darat, termasuk juga pada bagian rantai dan jaring jaring makanan untuk organisme ekosistem darat
Dampak Pencemaran
Setiap ekosistem yang ada di Bumi ini, mempunyai potensi untuk mengalami pencemaran. Sumber sumber pencemaran tersebut dapat terjadi secara alamiah, contohnya bencana alam, dan juga dapat terjadi secara buatan, contoh utamanya adalah manusia.
Pencemaran yang terjadi pada ekosistem laut sering terjadi dan sangat banyak limbah manusia yang masuk atau turun ke dalam laut karena manusia sering membuang sampah di sembarang tempat.
Mulai dari sampah pribadi, rumah tangga hingga limbah pertanian, limbah peternakan hingga limbah perusahaan akan masuk berpindah ke air laut karena terbawa oleh air hujan ataupun ikut ke arus sungai. Bahkan ada pula yang langsung membuangnya ke laut.
Ada pula pencemaran yang tidak disengaja oleh manusia seperti bocor atau rusaknya kapal tanker pembawa minyak yang akan mencemari lautan.
Dampak pencemaran ekosistem air laut ini bervariasi mulai dari:
- Terjadinya kerusakan rantai dan jaring makanan akibat pencemaran tersebut membunuh fitoplankton pada ekosistem tersebut. Kita ketahui fitoplankton adalah produsen penting dalam rantai dan jaring makanan ekosistem laut. Contoh kasus, terjadinya minyak tumpah di laut dalam jumlah besar sehingga menghalangi masuknya sinar matahari. Contoh kasus utama, terlalu banyaknya sampah plastik yang mengapung mengakibatkan cahaya matahari tidak dapat menembus ke dalam air.
- Berkurangnya produksi ikan akibat munculnya polutan ataupun limbah yang meracuni ikan ikan serta makanan ikan. Ini akan sangat merugikan nelayan dan juga konsumen akhir yaitu pembeli ikan. Pada akhirnya akan merugikan semuanya karena harga ikan akan naik drastis akibat kelangkaan ikan.
- Terjadinya blooming alga yang mampu menghasilkan toksin yang berbahaya bagi makhluk hidup lainnya.
- Terumbu karang rusak dan pada akhirnya mengalami bleaching/pemutihan dan mati akibat adanya limbah atau polutan yang beracun bagi terumbu karang. Ini akan berakibat fatal bagi makhluk hidup disekitar ekosistem terumbu karang.
- Air bersih melalui proses desalinisasi akan bertambah sulit diperoleh karena dibutuhkan proses lebih lanjut untuk membersihkan logam logam berat pencemar lain yang berbahaya bagi manusia.
Salah satu jenis limbah yang sangat merusak bagi ekosistem air laut adalah limbah radioaktif dari rumah sakit ataupun laboratorium serta pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pesan Moral
Buanglah sampahmu dan sampah orang lain pada tempat yang seharusnya. Hari ini berbuat besok dapat menyesal ataupun bersyukur, tergantung tindakanmu.
Kesimpulan
Dalam artikel ini kita dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu:
- Produsen dalam ekosistem air laut adalah fitoplankton baik itu alga multiseluler maupun alga uniseluler, cyanobacteria, dan juga kelompok protista yang dapat melakukan fotosintesis. Bakteri beserta archaebacteria yang mampu melakukan kemoautotrof pun dapat menjadi produsen khususnya di ekosistem laut dalam yang mempunyai gunung api bawah laut.
- Ekosistem air laut dan air tawar berbeda khususnya pada bagian kadar garam atau salinitasnya.
- Ekosistem air laut berdasarkan intensitas cahaya terbagi atas fotik, twilight dan juga afotik.
- Ciri utama ekosistem air laut berupa salinitasnya yang tinggi, mulai dari 5 ppm hingga 50 ppm.
- Manfaat Coelenterata dalam ekosistem air laut adalah sebagai salah satu komponen biotik dan menjadi penyusun ekosistem terumbu karang yang menjadi tempat dari banyak makhluk hidup lainnya, baik nekton, maupun perifiton. Sekaligus membuat lautan menjadi lebih indah.
- Manfaat Porifera pada ekosistem air laut sebagai penyusun terumbu karang serta menjadi penyaring air laut khususnya dari limbah limbah organik.
- Zona abisal ekosistem air laut dihuni oleh ikan ikan predator, paus paus besar (paus biru dewasa), dan beberapa spesies porifera (pada dasar lautan), Giant tube worm (sejenis cacing), cephalopoda contohnya vampire squid,
Pelajari tentang tipe tipe ekosistem